Bongkah.id – Pengrajin manik-manik di Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mulai memasarkan produknya secara online. Sejumlah pasar digital (marketplace) dipilih untuk menjual produk-produk unggulan.
“Karena pasar online peminat lebih meluas, berbeda dengan pasar offline terkesan ‘ruwet’ masuk ke pabrik pun butuh proposal, turun ke lapangan juga memakai sales,” ujar Lazuardi Rahadian Azhar (28), salah satu pemilik industri manik-manik di Jombang. Jumat (2/6/2023).
Lazuardi mengaku, dengan memasarkan manik-manik melalui online market, penjualan manik-manik bisa menjangkau pasar lebih luas. Bahkan berpotensi menembus mancanegara.
“China, Jepang, Singapura, Malaysia, Turki, untuk penjualan paling sering di lokal seperti Bali, Kalimantan dan Jakarta,” ungkapnya.
Di tempatnya, pembuatan berbagai jenis manik-manik mampu dihasilkan sebanyak 5.000 biji. Jumlah itu bisa digunakan untuk membuat 50 hingga 100 pcs assesoris kalung atau gelang.
“Kita banderol harga mulai dari Rp 8 ribu sampai Rp 100 ribu per kalung. Kalau perbiji manik harganya mulai dari Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu, tergantung dari bahan dan ukurannya,” jelasnya.
Lazuardi menjual produknya melalui sejumlah marketplace berkelas internasional di antaranya e-bay, Shopee. Dia juga memanfaatkan media sosial populer seperti Instagram.
“Omset perbulan mencapai Rp 50 juta sampai Rp 70 juta, perolehan juga tergantung pada high season dan juga low season,” pungkasnya. (ima)