Bongkah – Sutradara film asal Kanada, Mostafa Keshvari diam-diam telah membuat film tentang pandemi Covid-19. Virus yang berkembang sejak akhir 2019 di Provinsi Wuhan, China, yang kini menjadi bencana kesehatan dunia.
Keganasan virus ini sudah diakui oleh WHO, PBB. Proses inkubasi dalam menginfeksi korbannya sangat cepat. Dan, menakutkan. Hanya dalam waktu 10 hari sejak terinfeksi, korban akan tewas jika tidak mendapatkan pertolongan memadai sejak awal.
Tema yang diangkat Keshvari tentang rasisme dan diskriminasi terhadap warga negara China. Demikian Asia lainnya di tengah pandemi Covid-19, yang atmosfer ya kini terjadi di Amerika Serikat, negara-negara di Eropa, Australia, Afrika, juga di negara-negara Asia.
“Ide film tersebut datang saat saya di dalam lift. Saya membaca sebuah berita, seorang turis China diserang warga. Dalam proses penegakan hukum pun turis tersebut mengalami diskriminatif dari para anggota polisi,” kata Mostafa seperti dikutip situs Hollywood Reporter.
Dengan fakta yang ada. Juga, atmosfer yang berkembang di masyarakat dunia. Menurut ia, film Corona akan menjadi sebuah film thriller, dengan latar di dalam lift yang sangat menegangkan. Dan, memiliki daya pijat sangat kuat.
Fokus alur film tentang pandemi virus corona, yang kini menjadi simbol eksplorasi ketakutan masyarakat dunia. Demikian pula munculnya aroma rasisme di antara para penghuni apartemen, yang terjebak di dalam lift.
Film itu mengisahkan enam orang yang terjebak di dalam lift pada awal krisis Covid-19. Mereka langsung mencurigai salah satu tetangga baru asal China, yang diperankan Traei Tsai. Ia dicurigai akan menyebarkan virus corona.
Keshvari mengatakan, semua pemain dibebaskan berimprovisasi maksimal. Kebijakan itu untuk mendapatkan realisme, seperti menggarisbawahi ketakutan mereka terjebak bersama tetangga baru asal China. Yang dicurigai Pembawa virus Corona.
Film tersebut, diakui, dibuat sebelum virus Corona dinyatakan WHO sebagai pandemi. Film ini digunakan untuk menegaskan virus tak pernah membeda-bedakan korbannya. Virus tidak mengenal warna kulit, status sosial, jenis kelamin, dan usia. Saat seseorang menjadi ngalami kemerosotan daya tahan tubuh, maka dia berpotensi terkena virus.
“Pesan dalam film tersebut, bahwa virus Corona bukan hanya masalah satu ras. Namun telah memasang njafi masalah dunia. Masalah bersama. Karena itu, manusia harus bersatu untuk mengalahkan virus tersebut,” ujarnya.
Ia kemudian berkata, “Ketakutan atas kemungkinan kehilangan orang yang dicintai juga menambah unsur pembuatan film.”
Keshvari mengatakan, film indie itu awalnya dibayangkan hanya tayang di festival-festival film. Namun, ia sekarang sedang mencari platform streaming yang pas untuk menjadi ‘rumah’ bagi film barunya.
Corona akan menjadi film pertama yang mengangkat kisah Covid-19. Film ini dibintangi Emy Aneke, Zarina Sterling, Richard Lett, Andrea Stefancikova, Josh Blacker, dan Andy Canete. (ima)