bongkah.id – Selama kurun 2015-2019 menjabat Bupati Ponorogo, kepemimpina Ipong menyulapnya terjadinya tren kenaikan lndikator Kinerja Daerah yang menunjukkan pembangunan di Kabupaten Ponorogo mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dipertahankan di atas 5 persen. Sukses itu berbanding terbalik dengan tren penurunan yang hampir terjadi di seluruh wilayah kabupaten/kota, termasuk di pemerintah pusat hingga provinsi.
Selama lima tahun memimpin, tangan dingin Ipong mampu menurunkan angka kemiskinan dengan signifikan. Saat pertama menyandang predikat Bupati Ponorogo, angka kemiskinan di kabupaten Reog itu sebesar ll,9l% (2015). Angka itu menurun pada 2019 pada 9,64%. Begitu pula Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang juga berkurang, dari 3,68% (2015) menjadi 3,58% (2019).
Sementara pembangunan di sektor pendidikan dan kesehatan pun, juga berhasil mengangkat angka lndeks Pembangunan Manusia (lPM), dari 68,15 pada 2015 naik di angka 70,55 pada 2019. Kondisi sama juga terjadi dalam pembangunan pertanian. Ia berhasil mengangkat kesejahteraan petani yang ditunjukkan, dengan peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) 104,75 pada 2015, menjadi115,39 pada 2019. Terdapat peningkatan produksi hingga 100 persen pada tanaman perkebunan. Sedangkan pada produksi peternakan, meroket hingga 300 persen kenaikan dalam kurun waktu 2015 hingga 2019.
Pada bidang infrastruktur, dari 2015 hingga 2019 tercatat 82 persen kondisi infrastruktur dalam keadaan “Baik”. Angka ini jauh meningkat dibandingkan 2015 yang hanya sebesar 71,53 persen. Data kondisi jalan juga menggambarkan tren positif. Pada 2015, kondisi jalan “Baik” sepanjang 470,01 km, kondisi “Sedang” 216,24 km, kondisi “Rusak” 157,81 km dan kondisi “Rusak Berat” 64,61 km.
Sedangkan data pada 2019 menunjukkan, kondisi jalan “Baik” meningkat menjadi 572,35 km, kondisi “Sedang” 173,45 km, kondisi “Rusak” 115,70 km dan kondisi “Rusak Berat” 54,61 km.
Tren positif pada lndikator Kinerja Daerah, juga menggambarkan adanya perbaikan kinerja aparatur pemerintah daerah. Berdasarkan hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah Kabupaten Ponorogo, membuktikan terjadinya peningkatan signifikan dari 55,52 menjadi 70,97 dengan predikat B+, dalam kurun waktu 2015-2019.
Kinerja yang terus membaik dari waktu ke waktu, mengantar Ponorogo meraih WTP dari 2015 hingga 2019. “Berbagai prestasi dan pencapaian pembangunan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir adalah hasil yang patut disyukuri,” kata Ipong.
Namun di masa depan harus bisa dipertahankan, bahkan ditingkatkan lagi. Dengan tantangan pembangunan yang juga tidak semakin sederhana, prinsip kebersamaan, guyub rukun dan kerja keras harus terus menjadi etos dan semangat seluruh elemen masyarakat dan stakeholder pembangunan di Kabupaten Ponorogo.
Dalam Visi yang disampaikan paslon Ipong-Bambang. yaitu “Ponorogo Semakin Maju, Berbudaya, Religius, dan Berdaya Saing”, menyiratkan lima Misi yang akan dilakukan saat kembali terpilih dalam Pilkada Ponorogo 2020.
Pertama, Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang cerdas, sehat jasmani dan rohani, berbudi pekertiluhur, dan memiliki daya saing dalam rangka menyambut revolusi industri 4.02. Kedua, Mewujudkan kehidupan beragama yang harmonis, inklusif, ditunjang dengan tatanan masyarakat yang aman, nyaman, tenteram dalam relasi seimbang antara berbagai komponen masyarakat dan stokeholder pembangunan.
Yang Ketiga, Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah dan masyarakat, melalui optimalisasi potensi/ keunggulan daerah untuk meningkatkan PAD, memberikan kemudahan investasi,penguatan koperasi dan UMKM, serta mendorong berkembangnya ekonomi kreatif (star up). Keempat, Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang mantap, merata dan berkeadilan dengan memperhatikan daya dukung dan kelestarian lingkungan.
Sementara misi terakhirnya atau Kelima untuk lima tahun mendatang, Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, berbasis elektronik dan bebas korupsi, dengan memberikan ruang yang luas bagi partisipasi masyarakat dalam proses perumusan hingga evaluasi kebijakan.
PETARUNG POLITIK
Keberhasilan Ipong dalam Pilkada Ponorogo 2015, sesungguhnya merupakan penebusan atas dua kali kegagalan. Pertama, gagal dalam Pilkada Kota Samarinda (2010). Kedua, gagal dalam Pilkada Provinsi Kalimantan Timur (2013). Dalam Pilkada Kota Samarinda, Ipong diusung PDIP berpasangan dengan Eddy Kurniawan sebagai Cawali Samarinda. Saat Pilkada Kaltim, Ipong kembali mencoba peruntungan sebagai Cagub bersama Imdad Hamid melawan petahana Awang Faroek Ishak. Maju dijalur independen, meski saat itu Ipong politisi Gerindra.
Dua kali gagal dalam pilkada itu, ternyata tak membuat pengusaha ini nyalinya ciut dalam panggung politik. Ia kembali tampil dalam Pilkada Ponorogo 2015. Ia menggandeng Soedjarno. Pasangan ini diusung Gerindra, Nasdem, dan PAN. Pasangan ini menang tipis atas pasangan Sugiri Sancoko-Sukirno yang diusung Demokrat, Gokar dan PKS.
Sebelum terpilih menjadi Bupati Ponorogo, sebagian besar kariernya dihabiskan waktunya di Kaltim. Ipong pernah memegang beberapa jabatan di beberapa perusahaan di sana, seperti Kepala Sie Administrasi dan Sumber Daya Manusia PT Kaltim Parna Industri pada 1991.
Kemudian, menjadi Wakil Kepala Tata Laksana (wakatalak) Sumber Daya Manusia PT Kiani Lestari pada 1992. Lalu, menjabat sebagai Katalak SDM PT Alas Helau periode 1992-1994. Menjadi komisiaris PT Diyatama Persada Raya sejak 2000 hingga kini.
Semasa masih kuliah, Ipong pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Keluarga Mahasiswa Jatim di Samarinda pada 1991.
Ipong mulai terjun ke politik dengan menjadi anggota DPW PKB Kaltim dan menjabat beberapa jabatan di sana: wakil ketua (1999), sekretaris (1999-2001), dan ketua (2003-2013). Menjadi anggota DPRD Kaltim dua periode (1999-2004, 2004-2009).
Sejak 2013, Ipong pindah menjadi kader Gerindra. Ia menjadi ketua DPD Kaltim. Dan, pada 2015, ia pun terpilih menjadi Bupati Ponorogo. (ela)