rekaman CCTV Fendi saat membawa motor Lilik warga Jombang./bongkah.id/Karimatul Maslahah/
rekaman CCTV Fendi saat membawa motor Lilik warga Jombang./bongkah.id/Karimatul Maslahah/

Bongkah.id – Nasib apes menimpa Lilik Zumaroh. Perempuan berusia 34 tahun asal Desa Bongkot, Kecamatan Peterongan, Jombang, ini harus merelakan sepeda motor satu-satunya raib dibawa kabur oleh pria yang baru seminggu dikenalnya lewat aplikasi kencan.

Sore itu, Jumat (27/6), langit Jombang sedang cerah ketika Lilik memutuskan menepati janji bertemu dengan seorang pria bernama Fendi. Lelaki yang mengaku berusia 25 tahun dan berdomisili di Wonokromo, Surabaya, itu dikenalnya lewat sebuah dating apps.

ads

“Saya kenal dia baru seminggu, setelah kenal lewat aplikasi, kemudian janji ketemu di Jombang,” cerita Lilik, Sabtu (28/6/2025).

Pertemuan mereka berlangsung di depan Taman Tirta Wisata Peterongan. Lilik datang dengan sepeda motor Honda Vario hitam kesayangannya, bernopol S 4628 OCQ. Sementara Fendi hanya membawa diri, katanya menumpang bus ke lokasi pertemuan.

“Saya bawa motor, karena dia mengaku tidak bawa motor dan naik bus ke TW,” lanjutnya.

Dari taman, keduanya berkeliling menikmati sudut-sudut kota. Lilik tak sedikit pun curiga. Di matanya, Fendi tampak ramah dan bersikap manis. Hingga menjelang sore, sekitar pukul 16.30, mereka memutuskan singgah di sebuah kedai mie di kawasan Dusun Ingas Pendowo, Desa/Kecamatan Sumobito, Jombang.

“Di kedai mie itu kami makan dan memesan dua porsi,” kenangnya.

Suasana hangat itu mendadak berubah. Fendi, yang semula tampak antusias, tiba-tiba pamit dengan alasan ingin memesan dimsum di luar. Lilik, yang masih menunggu di dalam kedai, sama sekali tak menaruh prasangka.

Yang tidak ia ketahui, Fendi justru berjalan ke arah parkiran, menghampiri motornya, dan tancap gas begitu saja. Aksi cepat Fendi sempat terekam kamera CCTV kedai. Dalam rekaman itu, ia bahkan terlihat sempat bertanya arah kepada penjaga parkir sebelum akhirnya membawa kabur kendaraan tersebut.

Lilik baru tersadar beberapa menit kemudian, saat Fendi tak kunjung kembali. Nomor ponselnya pun tak lagi aktif. Pesan dan panggilan tak pernah berbalas.

“Saya baru sadar setelah pelaku membawa lari motor saya, setelah itu nomornya tidak bisa lagi dihubungi, diblokir,” ujarnya dengan nada kesal.

Tak ingin tinggal diam, Lilik langsung melapor ke polisi. Sambil menunjukkan bukti laporan, ia hanya bisa berharap sepeda motor satu-satunya itu segera ditemukan, bersama pelakunya.

“Semoga bisa segera ketemu motornya, karena itu satu-satunya kendaraan saya untuk kerja juga,” tutur Lilik, yang sehari-hari berprofesi sebagai kurir roti.

Bagi Lilik, pertemuan singkat lewat layar gawai itu kini berubah menjadi pelajaran berharga: tak semua yang manis di aplikasi, semanis niatnya di dunia nyata. (Ima/sip)

22

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini