Bongkah.id – Jelang Ramadan 1446 Hijriah 2025, puluhan warga eks korban bencana lumpur Sidoarjo melakukan tradisi tabur bunga dan doa di atas tanggul atau nyekar. Hal tersebut dilakukan lantaran makam keluarganya sudah terendam lumpur.
“Setiap tahun jelang bulan puasa, kami selalu datang ke sini (tanggul lumpur Sidoarjo) untuk nyekar dan baca doa, ini kami lakukan karena makam seluruhnya sudah terendam lumpur dan banjir,” ucap salah satu eks Warga Desa Mindi, Suharno, Jumat, (28/2/2025).
Menurutnya, tradisi tersebut sebagai bentuk penghormatan. Sekaligus menjadi penghargaan ke para leluhurnya.
“Hanya ini yang bisa kami persembahkan kepada para buyut, kakek nenek leluhur yang telah wafat,” ujarnya.
“Mereka (Keluarga) semua dimakamkan disini, di lokasi yang saat ini telah terendam lumpur, dulu mereka berhasil membangun kejayaan desa, namun kini semua telah sirna, tenggelam disini,” imbuhnya.
Warga lainnya, Hasan juga mengaku melakukan tradisi tersebut. Sebab terdapat makam anaknya yang tenggelam.
“Anak saya yang sulung juga dimakamkan disini, kalau lihat banjir disertai lumpur ini, seakan akan anak saya terkubur di tengah lautan,” ungkapnya sambil menyeka air mata.
Dia mengaku cukup emosi akan makam anaknya yang hilang tenggelam. Bahkan batu nisan pun sudah tak nampak di permukaan lumpur.
Kendati demikian, ia bisa sedikit bernafas lega, saat mengetahui kayu panjang yang ditancapkan di dekat pusara makam anaknya masih terlihat. Meski tidak terlalu jelas.
“Itu batang kayu setinggi dua meter yang saya tancapkan di dekat makam anak saya, masih kelihatan meski agak samar karena tenggelam di tengah lumpur Lapindo (Sidoarjo),” tutupnya sembari menunjuk kayu yang dimaksud usai nyekar.
Perlu diketahui, Lumpur Lapindo adalah bencana nonalam yang terjadi pada 29 Mei 2006 di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Bencana ini diakibatkan oleh bocornya pengeboran gas alam oleh PT Lapindo Brantas.
Karena hal tersebut, Lumpur panas Lapindo yang mengakibatkan tenggelamnya 19 desa di tiga Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, menjadi sejarah kelam industri ekstraktif di Indonesia. (yg/sip)