Dua orang memainkan seni ujung yakni adu sabet rotan di Desa Munduhsewu, Kecamatan Bareng, Jombang, Minggu (27/8/2023).

Bongkah.id – Masyarakat Desa Munduhsewu, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, masih melestarikan tradisi leluhur untuk meminta turun hujan. Mereka melakukannya dengan cara beradu sabet rotan, Minggu (27/8/2023).

Musim kemarau membuat sebagian sawah petani kering kerontang. Hampir tiga bulan hujan tidak datang.

ads

Tanah merekah bagai mulut menganga sebab dahaga. Debu beterbangan menutupi rumput dan belukar yang mengering. Banyak petani yang saling beradu dalam laga ujungan, sebuah tradisi memohon turun hujan.

“Ini merupakan salah satu ritual uri-uri lelehur, Senin ujung yakni untuk minta hujan agar petani di Desa ini bisa mengerjakan sawahnya dengan baik, sebab musim kemarau pada tahun ini sangat panjang,” ujar Anisah Kepala Desa Munduhsewu saat diminta keterangan.

Satu lawan satu, para jawara yang berprofesi sebagai petani saling mengincar, serta menyerang, dan menyabet kaki lawannya dengan rotan. Perihnya sabetan dan niat suci dari hati mereka merupakan wujud askese, laku tirakat, untuk memohon hujan.

“Dari kepercayaan petani dahulu, ujungan merupakan suatu tirakat. Orang menyiksa diri sebagai sarana kontemplasi dengan alam yang sedang mengalami kekeringan,” jelas dia.

Di hadapan ribuan warga dan pengunjung yang memadati balai Desa Munduhsewu para jawara ujungan beraksi di bawah pengawasan para wasit yang disebut dengan wlandang.

1
2

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini