Sugito menunjukkan bagian dinding rumahnya yang retak menganga dengan lebar sekitar 5 cm, Jumat (26/5/2023).

Bongkah.id – Sebanyak 10 rumah warga di di Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mengalami rusak ringan. Dinding bangunan retak akibat dari cuaca ekstrim yang melanda daerah tersebut dalam tiga hari terakhir.

Sugito (53) salah satu warga yang dinding rumahnya retak mengatakan, cuaca ekstrim di daerahnya terjadi tiga kali dalam tujuh bulan terakhir sejak sejak Desember tahun 2022. Fenomena ini berdampak buruk terhadap sejumlah bangunan rumah.

ads

“Kejadian pertama pada akhir tahun 2022 lalu, dan  yang terakhir kira-kira sudah 15 hari lalu. Dampaknya keretakan pada dinding tambah banyak dan parah,” kata Sugito, Jumat (26/5/2023).

Terdapat sejumlah bagian yang retak dengan lebar berbeda-beda pada dinding rumah Sugito. Mulai berukuran garis kecil selebar 1 cm sampai paling parah yakni plester serta lapisan tembok tembok yang terkelupas menganga sekitar 5 cm sehingga terlihat struktur bata merah di dalamnya.

Dia menyebutkan, cuaca ekstrim yang terjadi biasanya ditandai dengan turunnya hujan yang lebat. Saat hujan mengguyur, Sugito dan keluarganya akan duduk di teras rumah demi menghindari kecelakaan seperti rumah ambruk atau dampak angin kencang.

“Kalau sudah turun hujan saya tunggu di teras luar, kalau ada apa-apa tinggal lompat keluar. Saya juga mengamankan barang-barang yang penting, seperti dokumen penting,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Desa Sambirejo, Sungkono menjelaskan, terdapat 10 rumah warga Desa Sambirejo dan 30 Kartu Keluarga (KK) yang dindingnya retak. Dia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Jombang bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim turun tangan meneliti keretakan tembok untuk mengetahui penyebabnya.

“Mulai kemarin sudah ada penelitian dari Dinsos Jombang, BPBD Provinsi dan ITS Surabaya. Sampai sekarang kami mennunggu hasilnya,” ujarnya.

Dugaan sementara memang, keretakan 10 rumah di Desa Sambirejo itu diakibatkan oleh curah hujan yang sangat ekstrim. “Dampak kemungkinan dari hujan, jadi warga hanya mengantisipasi,” pungkasnya. (ima)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini