Proses pembuatan keripik tempe produksi rumahan milik Imam Kalimi di Desa Ceweng, Diwek, Jombang, Minggu (26/11/2023).

Bongkah.id – Kenaikan harga kedelai  membuat resah produsen keripik tempe di Dusun Sambisari, Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Mereka pun rela mengurangi produksi hingga memangkas keuntungan agar usahanya tidak gulung tikar.

Deru mesin penggiling terdengar cukup keras dari sebuah rumah sederhana di Desa Ceweng, Kecamatan Diwek pagi itu. Satu persatu kedelai bersih dikeluarkan dari tempat pencucian. Kemudian, diangkat dan dimasukkan ke dalam mesin penggiling.

ads

Ya, itulah segelumit aktivitas Imam Kalimi (55) produsen keripik tempe. Di tengah kenaikan harga kedelai ini, ia masih tetap bertahan dengan melakukan beberapa penyesuaian.

”Ya, kenaikan harga kedelai cukup memberatkan kami yang bahan utama nya adalah kedelai,’’ ujar Imam.

Dijelaskan, harga kedelai saat ini Rp 13.500 dari sebelumnya Rp 10.500. Kenaikan itu, cukup memberatkan bagi pengusah UMKM seperti dirinya.

”Sebagian teman teman lain bahkan ada yang tidak jualan karena rugi,’’ tambah Imam.

Agar tidak gulung tikar, Imam kini memilih tetap melanjutkan produksi dengan melakukan beberapa penyesuaian. Misalnya, mengurangi produksi dari yang biasanya 50 kilogram kedelai per hari menjadi 30 kg. Selain itu, juga memangkas tenaga.

”Yang paling utama kami pangkas keuntungan. Karena kalau menaikkan harga takutnya nanti pelanggan menurun,’’ papar Imam.

Dia berharap, pemerintah melakukan langkah untuk menyikapi kenaikan harga kedelai. ”Ya harapan kami pemerintah tidak sibuk mengurusi Pemilu. Tapi juga diperhatikan keadaan masyarakat kecil seperti kami,’’ terang Imam.

Soal harga, dia mengaku tetap sama alias tak ada kenaikan. Misalnya, kemasan 350 gram harganya Rp 27 ribu, kemasan  200 gram harganya Rp 13 ribu serta kemasan 1 kilogram Rp 65 ribu.

”Harganya masih tetap,’’ tandas Imam.

Dia bersama sang istri memulai usaha kerajinan keripik tempe sejak 2005. Dulunya, sebelum memulai usaha itu, pasutri ini berjualan tempe keliling sejak 2000.

”Alhamdulillah lambat laun kami semakin dikenal, hingga dapat bantuan dari pemerintah dan tetap eksis sampai sekarang,’’ pungkas dia. (ima)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini