bongkah.id – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) akan mengawal seluruh pembangunan laboratorium polymerase chain reaction (lab PCR). Demikian pula pelaksanaan uji klinis antivirus COVID-19. Pengawalan itu akan dilaksanakan sampai semua proses pembangunan selesai dan siap dioperasikan. Ini karena pembangunan lab PCR tersebut merupakan bagian dari sistem pertahanan negara di bidnang kesehatan.
Statement Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa dalam keterangan resmi yang diterima bongkah.id, Minggu (26/7/2020).
“Saat ini pembangunan lab PCR gelombang pertama telah memasuki tahap akhir. Tinggal menantikan pengiriman sejumlah peralatan yang dibutuhkan. Yakni 20 ekstraksi Ribonucleic Acid (RNA) dan alat PCR dari mitra terkait. Untuk didistribusikan ke 68 rumah sakit TNI AD,” kata alumni Akademi Militer 1987 ini.
Jumlah pengiriman tersebut, menurut dia, akan dikoordinasikan dengan Wakil Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Waka Puskesad) Brigjen TNI dr. Agung Hermawanto. Sehingga dapat dilebihkan untuk digunakan pada pembangunan lab PCR gelombang kedua.
Sementara, berdasarkan laporan Asisten Logistik (Aslog) Kasad Brigjen TNI Jani Iswanto lewat video telekonferensi berkala di Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) AD yang dipublikasikan di akun Youtube TNI AD, Sabtu (25/7/2020), penandatanganan kontrak pengadaan lab PCR gelombang pertama terus diproses kelengkapan kebutuhan administrasinya.
“Rencana penandatanganan kontrak belum bisa dilaksanakan minggu ini. Masih melengkapi syarat administrasi yang dibutuhkan,” kata Iswanto melaporkan.
Menanggapi laporan Brigjen TNI Iswanto itu, KSAD merespon dengan kalimat singkat, padat, dan penuh arti. “Ya oke,” katanya.
Pada video telekonferensi tersebut, KSAD juga mendapatkan laporan terkait pelaksanaan uji klinis anti COVID-19 oleh Universitas Airlangga, Badan Intelijen Negara (BIN) dan TNI Angkatan Darat.
Menurut Kepala Kesehatan Komando Daerah Militer III/Siliwangi Kolonel CKM dr Purwo Setyanto, uji klinis antivirus COVID-19 telah sampai pada tahap pemberian kombinasi obat untuk 636 siswa Sekolah Calon Perwira (Secapa) AD Bandung, yang menadi relawan sampel uji klinis.
“Para siswa yang dijadikan sampel uji klinis tersebut, akan terus dimonitor perkembangan kesehatannya. Sehingga deteksi cepat dapat segera diketahui di setiap ada perubahan,” kata Kolonel CKM dr. Purwo.
Pemantauan tersebut, ujar Purwo, akan didukung Kesdam. Sehingga penambahan jumlah pemantau uji klinis tersebut, dapat cepat diketahui apabila terjadi reaksi efek samping antivirus tersebut. Misalnya timbul gejala COVID-19 lagi, seperti panas, batuk, atau sesak, dan lain-lain. Ataukah tidak ada perubahan, tapi saat dilakukan uji swab langsung menghasilkan kesembuhan.
“Mereka sudah dilakukan tes usap sesuai dengan jadwal mereka. Yaitu pada hari pertama, hari ketiga, dan hari ketujuh. Sudah dapat supervisi dari RSPAD dan Puskesad,” tambah Purwo.
Seluruh hasil tes usap itu akan dikirimkan ke laboratorium milik BIN di Jakarta. Sesuai dengan arahan Kasad, pengecekan hasil tes usap harus betul-betul teliti, agar hasilnya tidak tertukar.
”Mas Purwo, hasil swab tolong diperhatikan benar-benar agar tidak tertukar. Benar-benar harus teliti, sehingga hasilnya sesuai dengan rencana,” kata KSAD menutup pembicaraan. (rim)