Bongkah.id – Satu dari dua perempuan pelaku bom bunuh diri di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina, ditengarai warga negara Indonesia. Sedikitnya 11 orang tewas, lima di antaranya tentara dan polisi serta 22 orang warga sipil terluka dalam ledakan ini.
Dugaan salah satu pelaku adalah perempuan asal Indonesia disinyalir oleh Komandan Militer Filipina sebagaimana dilansir ABS-CBN News. Sementara dilaporkan Kantor berita Philippine News Agency (PNA), menyusul kejadian pengeboman tersebut, militer Filipina saat ini mempertimbangkan agar Provinsi Sulu ditempatkan di bawah Hukum Darurat Militer.
Komandan Angkatan Darat Filipina (PA), Letjen Cirilito Sobejana memperkirakan, dua wanita pelaku bom bunuh diri dimotivasi oleh pemimpin Abu Sayyaf Mundi Sawadjaan. Abu Sayyaf merupakan kelompok separatis yang bersekutu dengan ISIS.
“Saya pikir bijaksana (bagi pemerintah) untuk mengumumkan (Darurat Militer) lagi,” tutur Sobejana, Selasa (25/8/2020).
Alasan darurat militer itu harus diberlakukan kata Soebajana untuk mengontrol penyerangan yang mungkin masih terjadi dan mengendalikan pergerakan kegiatan terorisme. Terkait durasi pelaksanaannya Soebajana bilang akan disesuaikan dengan situasi.
“Situasi menentukan (berapa lama) penegakan atau pelaksanaan Darurat Militer,” katanya.
Sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah mengaku belum dapat informasi terkait WNI yang diduga terlibat dalam serangan bom bunuh diri.
“Hingga saat ini tidak ada informasi yang dapat mengonfirmasi atas hal yang ditanyakan,” ujar Faizasyah.
Sebelumnya dua ledakan terjadi pada Senin (24/8) di Jolo, Filipina, pulau yang terkenal sebagai tempat kombatan teroris Abu Sayyaf. Ledakan pertama terjadi di depan Paradise Food Plaza di sebuah desa bernama Walled City di pusat kota Jolo, sementara ledakan kedua dekat Katedral Our Lady of Mount Carmel.
Ledakan tersebut menewaskan sedikitnya 11 orang dan sekitar 40 lainnya luka-luka. Lima korban tewas serta 18 luka-luka adalah tentara dan polisi, sisanya merupakan warga sipil. (pna/bid)