
Bongkah.id – Suasana rumah produksi Batik Berkah Mojo di Desa Mojotrisno tampak berbeda. Puluhan ibu rumah tangga duduk rapi, memperhatikan dengan seksama setiap instruksi yang diberikan. Tangan-tangan mereka mulai lincah menempelkan cap batik, mencoba teknik pewarnaan, hingga proses pelorotan. Dari ruang sederhana itulah lahir semangat pemberdayaan perempuan lewat batik.
Kegiatan itu merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang menggandeng Pemerintah Desa Mojotrisno dan mitra UMKM Batik Berkah Mojo.
Dosen Sosiologi Fisipol Unesa, Pambudi Handoyo, pelatihan ini dirancang khusus untuk mendukung pengembangan Desa Wisata Mojotrisno.
“Tujuannya untuk pemberdayaan perempuan. Harapannya ibu-ibu bisa membentuk kelompok wirausaha, terutama dalam hal batik. Dengan begitu, mereka tak hanya berperan di rumah tangga, tetapi juga bisa berkontribusi dalam ekonomi keluarga,” ujar Pambudi, Jumat (22/8/2025).
Sedikitnya 25 ibu rumah tangga di Mojotrisno dilibatkan. Mereka dikenalkan pada potensi lokal berupa batik, yang selama ini digarap oleh UMKM Berkah Mojo. Melalui pelatihan ini.

“Ke depan diharapkan lahir usaha-usaha kecil baru yang bisa menopang branding desa wisata Mojotrisno,” jelasnya.
Pemilik Berkah Mojo Batik, Nusa Amin, menjadi mentor dalam kegiatan tersebut. Ia mengajarkan proses membatik secara bertahap, mulai dari pengenalan motif, praktik membatik cap, teknik pewarnaan, hingga tahap akhir berupa pelorotan.
“Diharapkan ibu-ibu di rumah bisa memproduksi sendiri. Kalau mereka sudah terbiasa, hasilnya bisa dijual, sehingga batik Mojotrisno semakin dikenal luas,” ujarnya.
Lebih dari sekadar keterampilan, pelatihan ini membuka peluang baru bagi perempuan desa. Dengan tangan-tangan kreatif mereka, Mojotrisno Jombang tak hanya dikenal sebagai desa wisata, tapi juga sebagai desa batik yang melahirkan karya penuh makna dan bernilai ekonomi. (Ima/sip)