
Bongkah.id– Pemerintah Kota Kediri terus menunjukkan komitmennya dalam perang melawan stunting. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Pemkot kembali menggelar Mini Lokakarya Stunting Tingkat Kecamatan, Kamis (21/8/2025). Kali ini, Kecamatan Kota menjadi lokasi terakhir sekaligus penutup rangkaian kegiatan yang sebelumnya sukses digelar di Kecamatan Mojoroto dan Pesantren.
Forum yang dikemas dalam program Bangga Kencana ini menjadi ajang koordinasi lintas sektor demi memperkuat langkah pencegahan stunting yang dinilai sebagai ancaman serius bagi masa depan generasi emas Indonesia 2045.
Kepala DP3AP2KB Kota Kediri, Arief Cholisudin Yuswanto, menekankan pentingnya pencegahan stunting sejak dini, bahkan sebelum pernikahan. Menurutnya, calon pengantin (catin) perlu menjalani pemeriksaan kesehatan reproduksi baik untuk perempuan maupun laki-laki.
“Setelah tes kesehatan, calon pengantin akan mendapat Sertifikat Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) sebagai syarat Formulir N1. Tes ini penting agar pasangan usia subur bisa didampingi sejak awal, mengingat ada potensi penyakit menular pada salah satu atau kedua calon pengantin,” jelas Cholis.
Ia juga memaparkan data DP3AP2KB, tercatat ada 474 pasangan catin di KUA Kecamatan Kota pada Januari–Juli 2025. Namun, hanya 130 pasangan yang mendapat pendampingan Tim Penggerak Keluarga (TPK). Cholis menilai koordinasi antara TPK dengan petugas Program Penanganan dan Pencegahan Stunting (P3NK) masih perlu ditingkatkan.
“Ke depan, koordinasi ini harus lebih maksimal agar catin mendapatkan informasi dari TPK. Kami juga akan melihat komitmen petugas P3NK dan mendorong agar Elsimil masuk standar pelayanan N1,” tambahnya.
Sementara itu, Camat Kota Bagus Hermawan Apriyanto menyoroti tingginya angka stunting di wilayah Puskesmas Balowerti, yang meliputi Kelurahan Ngadirejo, Dandangan, Balowerti, Pocanan, dan Semampir. Pada Juli 2025, tercatat 59 balita mengalami stunting di wilayah tersebut.
“Kita akan cermati data ini, apakah angka tersebut berasal dari kasus lama yang sudah membaik atau justru muncul kasus baru. Harapannya, angka stunting dapat segera ditekan,” terangnya.
Bagus menambahkan, program Bangga Kencana bertujuan meningkatkan kualitas hidup keluarga Indonesia menuju keluarga sehat, sejahtera, dan berencana.
“Mini Lokakarya ini membahas pilar Bangga Kencana agar peserta memahami langkah yang perlu dilakukan. Diharapkan angka stunting turun signifikan, dan anak-anak terbebas sebelum usia 5 tahun. Dengan begitu, kita menyiapkan generasi emas menyongsong Indonesia 2045,” pungkasnya.
Kegiatan turut diisi paparan dari Dinas Kominfo Kota Kediri, DP3AP2KB, dan Puskesmas Korwilut Setonopande, serta dihadiri perwakilan Dinas Kesehatan, petugas P3NK, koordinator TPK, TP PKK Kecamatan Kota, kepala puskesmas, ahli gizi, dan penyuluh KB se-Kecamatan Kota. (wan/sip)