EDUKASI REPRODUKSI: dr. Kurnia Alisa Putri, Sp.PD memberikan edukasi kesehatan reproduksi pada siswi-siswi MI Darun Najah II Banyuwangi di Taman Sritanjung, Kamis (21/4/2022).

Bongkah.id – Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darun Najah II Banyuwangi memberikan edukasi bagi siswi dan ibu wali murid tentang kesehatan reproduksi termasuk cara merawat organ kewanitaan. Pengetahuan ini untuk mencegah risiko kanker rahim (serviks) dan payudara byang sering dihadapi wanita.

Edukasi ini dikemas dalam kegiatan di luar kelas atau outdoor di Taman Sritanjung, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Kamis (21/4/2022) sore. Rangkaian kegiatan siswa di Bulan Ramadhan ini bertepatan dengan peringatan Hari Kartini.

ads

Dokter spesialis penyakit dalam, Kurnia Alisa Putri, selaku pemateri mengatakan edukasi tentang kesehatan reproduksi harus sudah diberikan kepada anak-anak sejak berusia tiga tahun. Hanya, dia mengingatkan cara penyampaiannya disesuaikan dengan usia dan tingkat pemahaman anak.

“Kalau pada anak usia 3-5 tahun mungkin bahasanya tidak sejujur kita bicara pada anak SD. Kalau anak SD sudah belajar biologi sehingga kita bisa menjelaskan lebih detail,” kata Kurnia yang akrab disapa Puput.

Menurut dr Puput, untuk pencegahan dan perawatan organ kewanitaan harus dilakukan sejak usia 3 tahun. Hal ini harus disampaikan pada anak-anak bahwa organ kemaluannya adalah sesuatu yang harus dilindungi, dijaga, dan tidak boleh semua orang tahu. Anak-anak juga harus memahami bagaimana cara membersihkan organ vitalnya.

“Mereka harus memahami saat mereka kencing harus dibersihkan dengan air. Pembersihan harus dilakukan dari depan ke belakang, bukan dari belakang ke depan. Karena itu akan meningkatkan risiko kuman dari anus untuk naik ke saluran kencing,” tuturnya.

Puput menambahkan untuk pencegahan penyakit pada organ reproduksi, usia yang paling ideal untuk anak diberi edukasi adalah mulai kelas III SD karena pada usia ini mereka sudah paham.

“Karena untuk mempersiapkan mereka menstruasi. Biasanya umur 8 tahun atau kelas IV SD sudah mulai menstruasi,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) ini.

Dokter yang bertugas di RS Yasmin, Banyuwangi ini juga menjelaskan bagaimana cara mengganti pembalut dan berapa kali harus diganti saat sedang haid. Misalnya, sehari minimal tiga kali. Menurut dia, hal itu tergantung pada pendarahan dan aktivitasnya juga.

“Hal-hal simpel seperti itu sih sebenarnya. Ganti celana dalam seperti apa, perawatan celana dalam seperti apa, harus dijemur, harus diletakkan yang tidak lembab, yang kering,” ujarnya.

Bagi Takjil: Para siswi MI Darun Najah II membagikan takjil pada tukang becak di sekitar Taman Sritanjung, Banyuwangi, Kamis, 21 April 2022. Foto: MI Darun Najah II Banyuwangi

Tujuan lain pemberian edukasi tentang kanker serviks dan kanker payudara serta cara pencegahannya adalah para siswi memiliki lebih matang dalam berpikir dan berperilaku, khususnya terkait masa depannya. Sebab, pernikahan di usia muda berisiko tinggi terserang penyakit kanker serviks.

“Tapi sekarang pencegahannya ada vaksin,” tukasnya.

Dia mengatakan usia yang paling rentan terserang kanker serviks rata-rata usia 40 tahun ke atas. Namun, banyak kasus juga ditemukan perempuan berusia 27-28 tahun terkena kanker serviks karena mereka menikah di usia yang sangat muda.

“Jadi banyak dari pelosok (desa), menikahnya masih muda, beberapa tahun kemudian ditemukan menderita kanker serviks,” katanya.

Sementara Kepala MI Darun Najah II Majidatul Himmah mengatakan, edukasi kesehatan reproduksi wanita diikuti oleh siswa kelas 4, 5, dan 6. Sedangkan siswi kelas 1, 2, dan 3, lanjutnya, diperkenalkan tentang bumbu dapur agar tahu macam-macam bumbu masak sehingga bisa membantu bunda di dapur

“Kegiatan edukasi ini diikuti siswi kelas 1 sampai 6 dan ibu-ibu wali murid,” kata Majidatul.

Majidatul mengatakan, pengetahuan tentang jenis dan manfaat bumbu dapur akan berguna bagi siswa untuk membantu orang tua di rumah. Terutama berkaitan dengan keterampilan memasak.

Usai pemberian materi tentang cara merawat organ kewanitaan dan risiko kanker oleh dokter spesialis dan manfaat bumbu dapur, seluruh siswa perempuan diajak membagikan takjil. Makanan pembuka saat buka puasa dibagikan kepada para pengendara yang melintas di sekitar Taman Sritanjung, Kota Banyuwangi.

Para siswa dan guru perempuan juga mengenakan  kebaya dan menerapkan protokol kesehatan termasuk mengenakan masker. “Kegiatan ditutup dengan kegiatan berbagi takjil agar melatih siswi untuk terbiasa berbagi,” kata Majidatul. (bid)

2

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini