Bongkah.id – Banjir bandang menerjang delapan desa di lima kecamatan, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (20/1/2022) malam. Dampaknya, 239 rumah warga rusak dan sejumlah fasiilitas terendam.
Lima kecamatan yang terdampak banjir disertai lumpur yakni Kecamatan Panti, Sukorambi, Bangsalsari, Rambipuji, dan Kaliwates. Selain rumah dan fasum, sejumlah tempat usaha juga terendam air disertai lumpur.
“Upaya yang dilakukan melakukan evakuasi warga yang berada di tepi Sungai Kalijompo dan pembersihan akses jalan yang berlumpur di lokasi terdampak banjir,” kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo, Jumat (21/1/2022).
Heru menjelaskan, meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian banjir tersebut, beberapa rumah warga rusak diterjang luapan air sungai yang keruh.
Saat ini, pihak Tagana dari Dinas Sosial mendistribusikan bantuan 200 nasi bungkus di Desa Pakis, Kecamatan Panti.
“Kami berbagi tugas dengan pihak PMI, Dinsos, Pemadam Kebakaran, TNI/Polri, dan perangkat desa/kecamatan dalam penanganan bencana banjir,” ujar Heru.
Banjir disertai lumpur akibat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Jember pada Kamis (20/1/2022) sore hingga malam. Menurut Heru, peristiwa ini disebabkan meningkatnya debit air Sungai Petung,
“Sungai Petung mengalami kenaikan debit air, berwarna keruh coklat dan berlumpur yang masuk ke permukiman warga setinggi 70-90 cm. Kami mengimbau kepada warga untuk menjauhi aliran sungai yang debit airnya sangat deras dan Tim Reaksi Cepat masih melakukan kegiatan penanganan sejak Kamis (20/1) malam,” tuturnya.
Bupati Jember Hendy Siswanto bersama Ketua DPRD Jember Itqon Syauqi meninjau lokasi terdampak banjir di Desa Pakis, Kecamatan Panti dan Desa Badean, Kecamatan Bangsalsari. Dia menyebut, banjir kali bandang kali ini tergolong yang terbesar di wilayah tersebut dalam 10 tahun terakhir.
“Banjir yang terjadi selama 2 hari berturut-turut dengan debit air yang sangat tinggi memiliki dampak kerusakan yang cukup besar, mengingat dari 10 tahun terakhir baru kali ini banjir di Jember cukup besar,” terangnya.
Hendy menjelaskan, banjir merupakan tahunan karena sejauh ini belum ada perbaikan terhadap posisi di hulu. Sehingga sungguh sangat mengkhawatirkan ke depan kalau tidak segera melakukan perbaikan di hulu sungai.
Ke depannya, Pemkab Jember bersama Pemprov Jatim akan berkolaborasi, serta berharap penanganan hulu itu menjadi proyek nasional.
“Pekerjaan penanganan bencana nasional ini membutuhkan kolaborasi antara Pemkab Jember, Provinsi dan pemerintah pusat karena menyangkut biaya yang cukup besar dan penelitian yang komprehensif,” ujarnya. (bid)