Area persawahan yang terendam banjir di Kecamatan Kesamben, Jomnang, Sabtu (20/1/2024). Foto: Karimatul Maslahah.

Bongkah.id – Banjir merendam area persawahan di Dusun Kedungmacan, Desa Kedungbetik, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Selama lima hari ini, tanaman padi di areal sawah puluhan hektar terendam air dari luapan sungai avor (saluran) Kedungbajul.

Pantauan di lokasi, ketinggian air yang merendam persawahan produktif sekitar 10 sentimeter. Hampir semua petak sawah tergenang hingga terlihat seperti danau seluas ratusan hektar.

ads

Air itu berasal dari luapan Avor atau saluran buang Kedungbajul. Karena debitnya tinggi sehingga meluber ke lahan pertanian.

Petani setempat, Sodikin mengatakan, salah satu yang menjadi penyebab karena kondisi saluran sudah tidak normal. Selain tanggulnya kritis,  muncul banyak sedimentasi.

”Sebenarnya sejak dulu, musim hujan di sini pasti banjir. Selam ini belum ada solusi,” tutur Sodikin, Sabtu (20/1/2024).

Imbasnya, petani di sekitar setiap tahun harus berhadapan dengan banjir. Rata-rata tanaman padi yang terendam air berumur 14 hari.

“Kami hanya bisa pasrah dan menunggu air surut. Mau diapakan lagi tidak bisa, mudah-mudahan tidak sampai mati semua,” harap dia.

Hal senada diungkapkan Fahrudin, petani lainnya yang mengaku juga sudah selesai menanam padi. Bahkan, sebagian besar juga sudah melakukan pemupukan.

“Dan sekarang kena banjir,” ujar Fahrudin.

Sementara itu, Kasun Kedungmacan Rokhim, membenarkan bila hampir semua lahan pertanian di tempatnya kebanjiran. Sementara lahan terdampak banjir di Desa Kedungbetik itu seluas 150 hektare. Menyebar di tiga dusun, meliputi Dusun Ngemprak, Dusun Kedungmacan dan Dusun Kandangsapi.

”Sekarang kita upayanya buka pintu dam, supaya air dari saluran tidak semakin luber ke sawah. Karena sampai sore masih tinggi,” tukas dia.

Diakui, air yang membanjiri petak sawah merupakan luberan saluran buang. ”Sebetulnya sudah butuh dan waktunya normalisasi, desa sudah pernah mengajukan, tapi belum ada realisasi,” tegas Rokhim.

Terpisah, Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Jombang, Sultoni, menjelaskan banjir yang menggenangi hamparan sawah itu dampak Avor Kedungbajul air naik sehingga meluap.

Terlebih, area persawahan itu level tanahnya nyaris setara dengan saluran pembuang. “Yang terdampak ini wilayah yang sudah langganan banjir setiap kali Avor Kedungbajul penuh,” imbuh Sultoni.

Kondisi itu semakin pelik karena kondisi hilir Afvour Kedungbajul tak bisa mengalir dengan cepat.

“Jadi Kedungbajul ini hulu dari Avor Watudakon, kebetulan di hilir, Afvour Watudakon juga debitnya sedang tinggi, sehingga air harus mengantre,” pungkas dia. (ima)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini