Bongkah.id – Suplai solar dari PT Pertamina (Persero) di Jawa Timur tak mengimbangi penggunaan solar yang meningkat dalam beberapa hari terakhir, sejak menurunnya status PPKM ke level 2 dan 1. Kondisi itu menyebabkan sejumlah SPBU di wilayah Jatim kehabisan stok BBM, khususnya jenis gasoil.
Section Head Communication Relations CSR MOR V Pertamina Arya Yusa Dwicandra, mengatakan, penggunaan solar di sejumlah SPBU di Jawa Timur melonjak karena meningkatnya mobilitas masyarakat. Pihaknya menyampaikan permohonan maaf tidak bisa mengirim suplai BBM sesuai permintaan karena pasokan untuk setiap SPBU berbeda-beda berdasar ketetapan di akhir tahun lalu.
“Saat ini kami melihat ada peningkatan mobilitas masyarakat yang berarti ekonomi sudah mulai membaik, terutama setelah penurunan level PPKM. Ada peningkatan permintaan di Jawa Timur antara 12-15%,” kata arya, Senin (18/10/2021).
Arya menjelaskan, sesuai Perpres Nomor 191 Tahun 2014, penentuan kuota dan monitoring bahan bakar bersubsidi, termasuk solar di SPBU, dilakukan pemerintah bersama Pertamina dan stakeholder terkait. Range kuota solar di setiap SPBU per bulannya antara 40-500 KL, sesuai kebutuhan masyarakat di lokasi SPBU tersebut.
“Ada SPBU yang belum mendapatkan jatah alokasi lebih banyak. Rekan kami di lapangan masih berkoordinasi dengan stakeholder setempat untuk optimalisasi stok solar di SPBU,” tuturnya.
Berdasar catatan sejak berdirinya Pertamina, baru dua tahun ini permintaan bahan bakar naik turun. Di antara peningkatan permintaan tersebut, Pertamina menemukan masih ada konsumen yang tidak berhak membeli solar bersubsidi di sejumlah daerah.
“Tahun lalu kami turun 20%, lalu naik lagi, PPKM turun lagi, sekarang naik lagi. Stok masih ada, tapi kita menjaga agar solar bersubsidi masih tersedia sampai akhir tahun,” kata Arya.
Saat ini, Pertamina tengah mencari solusi terbaik dengan menyesuaikan kuota dan peningkatan permintaan. Oleh karena itu, perusahaan plat merah itu mulai mendata nomor polisi kendaraan yang membeli solar.
“Kami menemukan masih ada kendaraan mewah mengisi solar dengan solar subsidi. Kami mohon bantuan seluruh konsumen yang mampu membeli bahan bakar di atas solar subsidi, sebaiknya membeli Pertamina Dex dan Dexlite. Sebab, solar subsidi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan industri kecil, pertanian, dan perkebunan,” terangnya.
Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Deden Mochamad Idhani, mengatakan, dibandingkan periode awal PPKM, permintaan BBM jenis gasoline (Pertalite dan Pertamax series) dan gasoil (biosolar dan dex series) di wilayah Jatim saat ini meningkat hingga 12*%. Dia menyebut, peningkatan demand retail maupun industri itu juga bagian dari keberhasilan pemerintah dalam memberlakukan aturan PPKM.
Pihaknya mencatat, peningkatan aktivitas masyarakat tercermin dalam peningkatan konsumsi BBM sektor retail Pertamina yang tercatat secara nasional pada kuartal 3 (Q3) tahun 2021 mencapai 34 juta kilo liter (KL), meningkat hingga 6% dibandingkan Q3 tahun 2020. Untuk BBM gasoline (bensin), ada peningkatan sekitar 4%, dan untuk gasoil (diesel), bahkan mencapai 10%.
“Bahkan untuk Solar subsidi di Jawa Timur, konsumsi harian sejak September mengalami peningkatan 16% dibandingkan rerata harian di periode Januari sampai Agustus 2021. Pertamina berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan paralel secara terpusat kami akan berkoordinasi dengan BPH Migas untuk penambahan kuota Solar subsidi,” jelas Deden. (bid)