Bongkah.id – Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Minggu (16/10/2022), menyebabkan ribuan rumah terendam dan puluhan ribu warga terpaksa mengungsi. Ironisnya, pada saat yang sama, hari ini, Bupati Blitar Rini Syarifah memamerkan foto dirinya sedang memegang buku seraya mengacungkan jempol.
Foto Bupati Rini Syarifah mengacungkan jempol diunggah oleh akun resmi Pemerintah Kabupaten Blitar di instagram, Senin (17/10/2022). Foto tersebut diambil dalam kegiatan Lokakarya 7 Calon Penggerak Angkatan 4 di Aula Garuda Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar.
Tak pelak, unggahan tersebut menimbulkan reaksi negatif para netizen. Pasalnya, postingan dianggap tidak pantas karena diunggah pada waktu yang salah.
“Meskipun acaranya hari ini, setidaknya upload e lain waktu dulu,… karena kondisi Blitar Selatan sedang tidak baik” saja????????. Komentar ini juga mendapat tanggapan dari netizen lain yang menyatakan setuju,” tulis akun musfiqal87.
Pada Minggu, lima kecamatan di Kabupaten Blitar diterjang banjir bandang, yakni Sutojayan, Panggungrejo, Binangun, Wonotirto dan Wates. Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir terparah terjadi di Kecamatan Sutojayan yang merendam Kelurahan Sutojayan, Desa Kalipang, Desa Bacem dan Desa Sumberjo.
“Informasi sementara yang paling parah di wilayah Kecamatan Sutojayan utamanya Kelurahan Sutojayan, Desa Sumberjo, Kelurahan Kalipang,” kata Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Bettryanto, Senin (17/10/2022).
Di Desa Bacem dan kelurahan Sutojayan ketinggian air mencapai 1 meter. Sedangkan di desa lainnya ketinggian air berkisar se betis kaki orang dewasa.
Menurut Ivong, banjir menggenangi hampir seluruh Kelurahan Sutojayan kemudian sebagian Desa Sumberjo dan sebagian Kelurahan Kalipang. Dia memastikan ada ribuan warga dari tiga desa tersebut yang harus dievakuasi karena hujan masih terus turun dan ketinggian air terus meningkat.
“Kami akan siapkan posko pengungsian. Mungkin di Kantor Kelurahan Sutojayan dan Kantor Desa sukorejo,” ujarnya.
Di Kecamatan Panggungrejo banjir melanda dua desa yakni Desa Kalitengah dan Desa Serang. Akibatnya sebanyak 34 ekor hewan ternak milik warga dilaporkan mati.
Kepala Desa Serang, Handoko Pawiro mengatakan hewan ternak milik warga itu hanyut, setelah kandangnya diterjang banjir bandang. Kambing-kambing tersebut ditemukan mati di dekat Pantai Serang yang menjadi muara aliran air.
Di Kecamatan Binangun ada tiga yang disapu banjir yakni Desa Binangun, Desa Rejoso Rejoso dan Desa Salamrejo. Sedangkan di Kecamatan Wates banjir hanya melanda Desa Tugurejo. Begitu juga di Kecamatan Kecamatan Wonotirto, hanya di Desa Ngeni yang terjadi banjir.
“Hujan dengan intensitas sedang – lebat tinggi mulai hari Minggu sore kemarin menyebabkan banjir yang merendam rumah, jalan, lahan dan sawah di beberapa titik wilayah Kabupaten Blitar,” tuturnya.
Ivong mengatakan, sebanyak 1.179 unit rumah terdampak banjir di lima kecamatan tersebut. Kecamatan Sutojayan adalah wilayah paling banyak korban terdampak yakni 1.094 KK.
Kemudian 49 KK di Kecamatan Panggungrejo, 17 KK terdampak di Kecamatan Wates dan 20 KK di Kecamatan Binangun. “Data korban terdampak tersebut masih sementara. Karena kami terus melakukan pendataan dan asesmen,” urainya.
Sampai sore ini tadi petugas BPBD beserta relawan masih terus mengevakuasi warga di kelurahan Sutojayan. Mengingat hujan terus mengguyur wilayah tersebut. Hal tersebut sebagai antisipasi semakin naik air.
BPDB juga telah mendirikan posko pengungsi di kantor Kelurahan Sutojayan. Ivong menyebutkan, saat ini ada 465 jiwa mengungsi di posko Kelurahan Sutojayan.
“Selain ribuan rumah terdampak, kandang beserta beberapa hewan ternak warga yang terbawa banjir. Banjir di Kabupaten Blitar juga menyebabkan jembatan Dusun Kalibentak putus dan area pasar Pasar Ngeni rusak, area persawahan juga terendam,” terangnya. (bid)