Bongkah.id – Pemerintah belum menyerah melakukan pencarian seluruh bangkai Kapal Van Der Wijck di perairan Lamongan, Jawa Timur. Tim eksplorasi dari BPCB, Sabtu (16/10/2021), menambah tenaga penyelam dibantu nelayan setempat untuk menemukan keberadaan kapal penumpang yang indah dan bersejarah itu.
Kepala Disparbud Lamongan, Siti Rubikah, menyatakan, eksplorasi dilanjutkan setelah sempat jeda sehari pada Jumat (15/10/2021) kemarin. Pihaknya mengaku belum mengetahu sampai kapan eksplorasi ini dilakukan.
“Itu tergantung BPCB. Kalau Jumat kemarin libur karena nelayan tidak ada yang melaut alias libur,” kata Siti Rubikah, Sabtu (16/10/2021).
Siti menjelaskan, tujuan eksplorasi adalah untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai keberadaan kapal yang tenggelam pada 1936 silam tersebut. Sebelumnya, Kamis (14/10/2021), tim telah berhasil mendokumentasikan keberadaan bangkai kapal meski belum secara keseluruhan badan kapal.
“Yang pasti sudah ada gambaran dan sudah berhasil mendokumentasikan. Baik difoto maupun video,” terangnya.
Makanya, tim arkeolog sampai menambah personel yang terjun ke kedalaman perairan Lamongan. Penambahan tenaga penyelam dimaksudkan agar bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas lagi.
Arkeolog BPCB Trowulan Wicaksono Dwi Nugroho beberapa waktu lalu juga mengatakan, agenda eksplorasi Kapal Van Der Wijck menjadi prioritas tahun ini. Dia mengatakan, pencarian kapal Van Der Wijck sudah sempat dilakukan pada awal April 2021.
“Tetapi saat itu kurang beruntung lantaran terkendala cuaca dan arus dasar laut yang cukup deras,” ujarnya.
Sebagai informasi, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur kembali melanjutkan eksplorasi terhadap kapal Van der Wijck yang diceritakan tenggelam di perairan Lamongan pada 1936 silam. Banyak orang menyangka kapal Van der Wijck hanya cerita fiksi biasa seperti novel karya Buya Hamka dengan judul serupa.
Kapal van der Wijck merupakan sebuah kapal yang indah. Kapal ini pertama kali berlayar dari Fyenoord ke Hindia Belanda pada 1921. Wicaksono menuturkan, dalam berbagai literatur yang ada, Kapal van der Wijck berlayar dari Fyenoord Belanda ke Hindia Belanda (Indonesia) pada 1921.
“Kapal van der Wijck ini adalah kapal penumpang dan kargo dan dianggap sebagai kapal yang indah,” kata Wicaksono.
Namun ketika berlayar dari Surabaya menuju ke Semarang, Jawa Tengah, kapal yang menginspirasi lahirnya novel berjudul ‘Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck’ karya Buya Hamka itu karam di perairan Brondong, Lamongan. Dalam literatur yang ada, diketahui ada 55 orang korban meninggal dalam peristiwa tenggelamnya Kapal van der Wijck.
Sementara penyebab sebenarnya dari tenggelamnya kapal yang dijuluki ‘Titanic Indonesia’ itu mungkin tidak akan pernah diketahui. (bid)