bongkah.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik 750 Perwira Remaja (Praja) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (TNI/Polri), Selasa (14/7/2020). Upacara Prasetya Perwira (Praspa) itu dilakukan dalam dua versi. Secara langsung dengan perwakilan di Istana Negara, Jakarta, dan secara virtual.
Pelaksanaan acara pelantikan ini didasarkan pada Keputusan Presiden No.55/2020 dan No.56/2020, tentang Pengangkatan Taruna dan Taruni Akademi TNI dan Kepolisian menjadi perwira Tentara Nasional dan Perwira Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Sedangkan perwakilan Praja yang dilantik secara langsung oleh Presiden Jokowi, sebanyak empat penerima Bintang Adhi Makayasa, atau penghargaan tahunan kepada lulusan terbaik dari setiap matra TNI dan Kepolisian. Yaitu Letnan Dua TNI Angga Andhika Y. dari Akademi Militer AD; Letda TNI Rizqy Z. Djuhaeri (Akademi Angkatan Laut); Letda TNI Juanda Siregar (Akademi Angkatan Udara); dan Inspektur Dua Pol Ivan Pradipta M. (Akademi Kepolisian). Total Praja yang dilantik sebanyak 750 orang itu terdiri dari 457 Akmil dan 293 dari Akpol.
Pelantikan perwira remaja dan penganugerahan Bintang Adhi Makayasa itu disaksikan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Idham Azis.
“Pada kesempatan yang berbahagia ini atas nama pribadi, atas nama masyarakat, atas nama negara dan bangsa saya menyampaikan selamat atas pelantikan saudara-saudara para kesatria muda sebagai Perwira Remaja TNI dan Polri sebagai patriot muda kebanggaan negara kita Indonesia,” kata Presiden Jokowi dalam sambutan pelantikan perwira remaja di Istana Negara.
Lebih lanjut, Presiden sampaikan rasa bangga bisa melantik para Praja TNI dan Polri yang akan menjadi calon pemimpin Indonesia ke depan. Diharapkan, para perwira remaja ikut berpartisipasi dan belajar menyelesaikan krisis saat pandemi Covid-19. Demikian pula memperkokoh kebersamaan berlandaskan Pancasila untuk meraih lompatan kemajuan.
Dikatakan mantan Wali Kota Solo, semua harus dapat mengambil makna dari pandemi Covid-19, yang saat ini melanda 215 negara di dunia. Kondisi yang menimpa Indonesia tak berbeda dengan negara lain. Menghadapi masalah kesehatan dan ekonomi yang sangat pelik.
“Namun sebagai bangsa pejuang, kita tidak boleh menyerah. Kita bukan hanya harus mampu mengatasi permasalahan akibat pandemi tetapi harus memanfaatkan pandemi ini, untuk memperkokoh kekuatan bangsa dan melakukan lompatan-lompatan kemajuan,” ujarnya.
Krisis akibat pandemi Covid-19, menurut ia, dapat memperkokoh kepedulian dan kegotongroyongan, memperkokoh persatuan dan kebersamaan, mempercepat upaya untuk memperbaiki cara kerja, serta mempercepat pengembangan teknologi dan industri.
Sebagai pengawal masa depan, Jokowi berpesan, Praja TNI-Polri harus cakap membaca tantangan dan peluang ke depan. Sebab perubahan yang terjadi di dunia berlangsung cepat. Disrupsi terjadi di semua sektor kehidupan. Demikian pula, revolusi industri jilid 0.4 semakin mendorong perubahan super cepat tersebut.
“Dunia juga akan diwarnai oleh hiperkompetisi oleh persaingan yang ketat, antar negara bersaing untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk dalam indutrialisasi,” katanya.
PENJAGA PANCASILA
Pada kesempatan itu, Presiden menyampaikan, teknologi militer juga berkembang dengan cepat. Bahkan yang terkini telah memanfaatkan kecerdasan buatan, augmented reality, dan teknologi siber telah jauh berkembang.
“Tantangan kejahatan yang dihadapi oleh perwira kepolisian juga sangat berat. Kejahatan menggunakan teknologi canggih dan kejahatan siber lintas negara, memerlukan kemampuan antisipasi dan mitigasi yang lebih baik,” tuturnya.
Karena itu, Presiden minta Praja TNI-Polri harus mengikuti dan mengejar perkembangan zaman. Harus menjadi bagian dari kualitas SDM Indonesia hebat, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang lincah dan inovatif. Dalam menghadapi perubahan, harus berprinsip pada karakter kebangsaan kokoh penjaga NKRI dan penjaga Pancasila sejati.
“Saudara harus memegang teguh kode etik dan jati diri sebagai perwira TNI dan Polri, junjung tinggi kehormatan dan kecintaan sebagai perwira TNI dan Polri, memelihara kekompakan dan persatuan, dan berikan pelayanan yang terbaik kepada bangsa negara dan rakyat kita,” tuturnya.
Tidak hanya itu, alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, itu mengingatkan, para Praja yang dilantik di Istana Negara dan secara darling di masing-masing kampus harus selalu mengingat jasa dan perjuang orang tua. Tanpa orang tua yang mendukung dan berdoa untuk para Praja, maka para alumni pendidikan Akademi TNI dan Polri bukanlah apa-apa dalam Pemerintahan Indonesia. Juga, dalam pandangan Alloh Azza Wa Jalla.
“Saudara-saudara juga tidak bisa menjadi sekarang ini tanpa orang tua, para pendidik dan pelatih. Karena itu, bersimpuhlah kepada beliau-beliau yang telah berjasa untuk masa depan saudara-saudara,” katanya. Presiden dalam upacara Prasetya Perwira (Praspa) di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta, Selasa (14/7).
Kepada para orang tua Praja, Presiden menyampaikan ucapan selamat atas pelantikan para putra-putri tercinta menjadi perwira TNI dan Polri. “Mereka bukan hanya kebanggaan Bapak dan Ibu, mereka adalah kebanggaan Bangsa dan Negara Indonesia,” ujarnya.
Sedangkan kepada para pimpinan TNI dan Polri, pendidik, pelatih, dan seluruh jajaran Akademi TNI dan Lemdiklat Polri, Presiden mengucapkan terima kasih atas kerja keras dan pengabdian dalam mencetak para perwira perkasa. “Saudara-saudara tidak hanya sedang bekerja, tetapi sedang mengabdi demi kejayaan Indonesia,” tambahnya.
Pada bagian akhir, Presiden sampaikan selamat bertugas kepada para patriot muda Indonesia dan meminta jalankan sapta marga dan sumpah prajurit sepenuh hati. “Terapkan tribrata dan catur prasetya dalam setiap langkah pengabdian saudara. Junjung tinggi kehormatan sebagai Perwira TNI dan Polri. Buatlah orang tuamu bangga. Buatlah Indonesia berjaya,” kata Presiden. (rim)