Bongkah.id – Meski Pemilihan Gubernur Jawa Timur baru digelar tiga tahun lagi, sejumlah tokoh mulai memanaskan bursa kandidat. Mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak menjadi penantang terdepan incumbent, Khofifah Indar Parawansa yang elektabilitasnya masih di angka 26,8%.
Dari hasil survei Surabaya Survey Center (SSC), tingkat keterpilihan Khofifah sebagai bakal Calon Gubernur Jawa Timur 2024 berada di urutan teratas. Elektabilitas petahana masih sangat mungkin terkejar oleh Tri Rismaharini yang mendapat 21,8% di posisi kedua.
Elektabilitas Khofifah 26,8% diperoleh dari peformanya selama menjabat gubernur dalam kurun dua tahun ini. Hasil survei SSC menunjukkan, 61,6% responden Jawa Timur menyatakan puas dengan kinerja mantan Menteri Sosial itu.
“Hanya 24.8 persen yang menyatakan kurang puas dan 4.5 persen yang tidak puas. Sedangkan 9.1 persen sisanya memilih tidak tahu atau tidak menjawab,” ujar peneliti senior SSC Ikhsan Rosidi, Senin (12/4/2021).
Menyusul di bawah Khofifah dan Risma yakni Wagub petahana Emil Dardak yang memperoleh keterpilihan 5,8%. Untuk pencapaian kinerjanya, sebanyak 54,7% responden menyatakan puas.
“Hanya 25% yang kurang puas dan 5,3% tidak puas. Sedangkan 15%memilih tidak tahu atau tidak menjawab,” tambahnya.
Berturut-turut di bawahnya ada Saifullah Yusuf (mantan Wagub Jatim), Puti Guntur Soekarnoputri, Abdullah Azwar Anas, Djarot Saiful Hidayat masing-masing elektabilitasnya tidak sampai 5%. Disusul wajah-wajah baru di panggung politik Pilgub Jatim seperti Thoriqul Haq (Bupati Lumajang), Kusnadi, Irsyad Yusuf (Bupati Pasuruan), Anwar Sadad (Plt Ketua DPD Gerindra Jawa Timur), Eri Cahyadi (Walikota Surabaya) dan Halim Iskandar (Ketua DPW PKB Jatim).
Pertempuran Pemilih Tradisional dan Millenial
Peneliti Senior SSC lainnya, Surokhim Abdussalam menyatakan, peluang para kandidat, terutama Risma dan Emil untuk menyalip elektabilitas Khofifah masih sangat terbuka. Mengingat ada waktu tiga tahun untuk mengejar ketertinggalan itu.
“Karena di survei elektabilitas, suara mengambang (belum menentukan pilihan) cukup tinggi, 33,8% tidak menjawab atau tidak tahu. Kandidat yang bisa merangkul mereka bakal berpeluang menyalip di tikungan akhir,” pungkas Rokim.
Menurutnya, massa yang belum menentukan pilihan itu didominasi kalangan millenial. Ia mengingatkan, generasi milenial yang independen dan dinamis kerap memunculkan calon-calon yang tidak diduga sebelumnya.
“Ini akan menjadi pertempuran sengit antara pemilih tradisional dan millenial. Politisi tua yang menggunakan cara-cara lama tentu akan sulit untuk mendapat suara dari generasi milenial,” tandas Rokim.
Oleh karena itu, Rokim mengingatkan para kandidat yang berniat maju pada Pilgub Jatim 2024 mendatang harus mengantisipasi dan menyiapkan langkah politik strategis. Menurutnya, pertarungan keras akan berlangsung di wilayah udara yakni media massa dan sosial (medsos).
“Jadi ke depan sebaiknya gunakan kanal-kanal yang disukai generasi muda,” cetus Dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura ini.
Survei SSC ini dilaksanakan pada 5-25 Maret 2021 yang melibatkan 1.070 responden dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Metode pengambilan data menggunakan stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 3% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%. (bid)