Instalasi PLTS bikinan Riyanto cukup banyak. Ia membuat lantai atas rumahnya laiknya bengkel listrik. Beberapa komponen kelistrikan ada disana. Mulai power inverter, MCB, solar charger controler (SCC) dan beberapa baterai yang berukuran besar.
”Ini instalasi yang saya rakit mulai 2019 sampai sekarang,’’ terang Riyanto sembari membawa tespen listrik di tangan kanannya.
Eksperimen dari Panel Surya 20 WP, Kini Berhasil 200 WP
Riyanto menceritakan, mendapat keterampilan elektronik saat kuliah D1 Teknik di IKIP Yogyakarta dan kemudian memperdalam ilmunya melalui Youtube dan sumber online lain. Keinginan Riyanto membuat PLTS tercetus karena keribetan saat berkebun.
”Awalnya kalau mengairi sawah saya pakai diesel. Itu ribet, saat bawa pulang – pergi belum lagi kalau tidak nyala. Akhirnya saya buka YouTube untuk mencari informasi tentang pemanfaatan tenaga surya,” ujar dia.
Berbekal ilmu dari kuliah dan media online lain, Riyanto pun mulai memberanikan diri membeli panel surya kecil kapasitas 20 WP (watt peak), sebanyak dua buah. Setelah belajar bertahap, dia kemudian menambah panel surya dengan kapasitas yang lebih besar.
Berikutnya, Riyanto memutuskan membeli panel surya ukuran 100 wp dengan harga Rp 700 – 800 ribu di pasar online. Tak hanya itu, dia juga membeli beberapa perangkat lainnya untuk tambahan instalasi PLTS dirumahnya.
”Setelah terkumpul, saya coba terapkan instalasi PLTS on grid atau yang masih menggunakan sumber daya utama dari listrik PLN,’’ jelas bapak dua anak itu.
Awalnya, ia berfikiran PLTS on grid dibuat karena biaya untuk membuat PLTS off grid memakan biaya cukup tinggi. ”Kalau saya gunakan instalasi off grid tidak punya uang. Apalagi jumlah panel kurang untuk mencukupi kebutuhan listrik di rumah,’’ terangnya.