Bongkah.id – Gempa dan gelombang tinggi lebih dari enam meter berpotensi terjadi di laut selatan Jawa Timur, setidaknya dalam dua hari ke depan. Kerawanan itu sudah terindikasi dari gempa berurutan di Samudera Indonesia selatan Pulau Jawa selama empat hari terakhir.
Peringatan dini potensi gempa dan gelombang tinggi di Laut Selatan Jawa, khususnya Jatim dikeluarkan BMKG. Selain darah tersebut, dua fenomena alam itu juga berpotensi terjadi di Perairan Timur Enggano, Perairan Selatan Banten dan juga di Samudera Hindia Barat Bengkulu.
“Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari timur – selatan dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan angin berkisar 8 – 30 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan utara Sabang, Selat Sunda bagian selatan, dan Perairan selatan Banten,” kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo dalam keterangan tertulis di Surabaya, Rabu (11/8/2021).
Eko menjelaskan, gelombang antara 1,25 meter sampai dengan 2,5 meter di antaranya berpeluang terjadi di Perairan Timur Kepulauan Nias hingga Mentawai, Selat Sumba bagian timur, selat Ombai, Perairan Selatan Kepulauan Anambas, Perairan Timur Bintan-Lingga, Perairan Belitung-Selat Gelasa. Sedangkan tinggi gelombang antara 2,5 meter sampai dengan 4 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka Bagian Utara, Perairan Timur Simeulue, Teluk Lampung bagian Selatan, Selat Sape bagian Selatan, Perairan Pulau Sawu-Pulau Rotte-kupang.
Eko megimbau masyarakat, terutama mereka yang beraktivitas di perairan seperti nelayan dan petugas pelayaran agar memperhatikan peringatan tersebut. Menurut dia, risiko tinggi aktivitas pelayaran muncul dari kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
“Kapal Tongkang dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, Kapal Ferry dengan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2, 5 meter Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo atau Kapal Pesiar kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter. Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” ujarnya.
Sebelumnya, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, pola sumber gempa tercatat bergerak dari barat ke timur sejak 6-9 Agustus 2021. Hanya pihaknya tidak bisa memprediksi pergerakan berikutnya.
“Apakah aktivitas gempa signifikan ini akan berlanjut ke timur seperti Jawa Timur, Bali, atau hingga ke Lombok? Ini belum dapat diprediksi,” ujarnya.
Menurut Daryono, sumber gempa di selatan Jawa antara lain berada di zona sumber gempa megathrust dan sesar aktif di dasar laut dalam lempeng Eurasia. Rentetan gempa di daerah busur Jawa ini sebagian besar pusat gempanya terletak di kluster zona aktif gempa pada Juli lalu.
Sebelumnya gempa Selat Sunda pada 6 Agustus 2021 pukul 18.08.17 WIB yang bermagnitudo 5,3 dirasakan maksimum hingga skala intensitas IV MMI. Getarannya dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah dan sebagian orang di luar rumah hingga bisa memecahkan gerabah dan membuat jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi.
“Gempa itu menimbulkan kerusakan bangunan rumah warga di Kota Agung, Lampung,” ucapnya.
Selanjutnya gempa ganda atau doublet di selatan Jawa Barat dengan kekuatan bermagnitudo 4,1 pada 8 Agustus 2021 pukul 17.30.23 WIB. Lindu keduanya pukul 20.07.15 WIB. Guncangan kedua gempa itu berskala intensitas maksimum III MMI. Getarannya dirasakan warga di dalam rumah seperti ada truk yang lewat.
Bergeser ke selatan Jawa Tengah, kekuatan gempanya bermagnitudo 4,8 pada 9 Agustus pukul 21.36.01 WIB. Getarannya terasa maksimum III MMI. (bid)