Bongkah.id – Satreskrim Polres Jombang, Polda Jawa Timut mengamankan 6 orang admin Sosmed Gangster di Jombang.Ironisnya, ke 6 admin Sosmed Gangster tersebut merupakan seorang pelajar, 2 berstatus pelajar SMA, dan 4 lainnya berstatus pelajar SMP.
“Ada 1 SMA, 3 SMP dan 2 Tsanawiyah, mereka ini admin dari media sosial di Jombang, yang menurut penilaian kami, berdasarkan laporan dari masyarakat, sudah meresahkan masyarakat Jombang, yang memonitor media sosial,” ujar Kapolres Jombang, AKBP Ardi Kurniawan, Kamis (10/4/2025).
Akun sosmed Gangster yang berhasil dilacak adminnya oleh polisi adalah akun Salvador Jombang, Gangster Orang Kerennya Jombang, Gangster Selatan Horor, dan Gangster Agen Khusus Pemenrontak.
“Selanjutnya admin orang kerennya Jombang, berikutnya agen khusus pemberontak, dan yang terakhir admin selatan horor,” ujarnya.
Berdasarkan penyelidikan, akun medsos gangster ini memposting kegiatan atau aktivitas kekerasan yang dapat mengakibatkan terbentuknya opini publik bahwa kota Jombang, dalam situasi yang tidak kondusif.
“Akun ini memposting konten seolah-olah, kota Jombang ini dalam kondisi tidak aman. Dimana para anak-anak atau remaja menggunakan sepeda motor pada malam hari, dan ada pula beberapa yang menggunakan senjata sepertinya senjata tajam,” lontarnya.
Dikatakan Ardi, mereka bahkan memposting sebuah video keonaran yang didapat dari daerah lain, bukan di Jombang, namun dalam caption yang di tulis seolah-olah terjadi di wilayah Kabupaten Jombang.
“Namun berdasarkan hasil dari penyelidikan, konten tersebut (yang diupload di medsos) tidak dilakukan di Jombang, tetapi diambil dari akun medsos lainnya, di kabupaten diluar Jombang, dan diluar Provinsi Jawa Timur, kemudian diposting di akun-akun medsos mereka,” kata Ardi.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dampak dari postingan itu, membuat masyarakat di Jombang resah saat menjalankan aktivitas di malam hari.
“Ini dapat meresahkan dan mengganggu rasa aman masyarakat Jombang, untuk beraktivitas di malam hari atau dini hari yang bekerja,” ujarnya.
Lantaran 4 diantara mereka adalah pelajar, maka masing-masing pelaku dikenakan wajib lapor, dan akun medsos gangster ini dihapus.
“Karena mereka pelajar, kami bekerjasama dengan dinas pendidikan Jombang, untuk melakukan pengawasan terhadap mereka agar bijak dalam bermedia sosial. Untuk ke 6 adik-adik ini kita laksanakan wajib lapor, dan dihapus dan diberikan arahan serta pembinaan,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya mewarning akun-akun medsos gangster di Jombang untuk tidak melakukan hal serupa.
“Untuk itu kami mengingatkan pada akun-akun medsos lainnya yang mengaku gangster, tapi menurut kami bukan gangster mereka hanya gerombolan anak-anak yang berkeliaran tidak di Jombang tapi di posting di akun-akun medsos orang Jombang,” katanya.
Bila hal itu tetap dilakukan maka, pihaknya mengaku akan memberi tindakan tegas sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. “Kita akan tindak tegas sesuai prosedur hukum yang berlaku, dan apabila ada unsur pidananya maka akan kita proses sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah motivasi para pelaku tersebut, ia menyebut bahwa sebenarnya dari hasil penyelidikan pembuatan medsos ini, hanya bertujuan untuk menjual atribut gangster.
“Mereka berkumpul-kumpul, mencari teman, untuk bertemu di suatu tempat, bergerombol, kemudian berjualan jaket atau hody, kaos, yang seolah-olah keren, tapi menurut saya gak keren ya ini, tapi malah meresahkan masyarakat, dan kita himbau bila ingin berwirausaha sebaiknya dilakukan dengan cara-cara yang tidak meresahkan masyarakat ya,” pungkasnya. (ima)