
bongkah.id – Tangis haru tak terbendung di Istana Negara ketika nama Marsinah disebut sebagai salah satu penerima gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto.
Bagi keluarga besar Marsinah, momen itu bukan sekadar penghargaan, melainkan pengakuan atas perjuangan panjang seorang buruh perempuan yang gugur demi keadilan.
Marsini, kakak kandung almarhumah Marsinah, menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada Presiden Prabowo dan semua pihak yang telah memperjuangkan anugerah tersebut. Suaranya bergetar saat mengenang perjalanan hidup sang adik.
“Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden Prabowo, kepada semua pihak yang sudah mendukung hingga adik saya diakui sebagai Pahlawan Nasional,” ujar Marsini di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Nganjuk, organisasi buruh, serta para aktivis yang sejak lama mengusulkan agar nama Marsinah mendapat tempat terhormat dalam sejarah bangsa.
“Marsinah sejak kecil sudah berjuang. Sekolah hanya sampai SMP, tapi semangatnya luar biasa. Siapa sangka, anak dari desa kecil di Nganjuk kini namanya dikenang seluruh Indonesia,” tutur Marsini sambil menahan air mata.
“Terima kasih, adikku Marsinah. Kau telah membawa kami sekeluarga sampai ke Istana Presiden.” kata Marsini mengenang masa kecil adiknya hidup tanpa dua orang tua membuat Marsinah tumbuh sebagai sosok yang kuat dan mandiri.
Bagi keluarga, penghargaan ini bukan sekadar kebanggaan, melainkan juga penawar luka panjang sejak tragedi kelam 1993, ketika Marsinah ditemukan tewas usai memperjuangkan hak rekan-rekannya di pabrik jam PT Catur Putra Surya (CPS), Desa Siring, Porong, Sidoarjo. Kini, tiga dekade kemudian, perjuangannya resmi diakui negara.
Marsini berharap semangat Marsinah menjadi teladan bagi para pekerja di seluruh Indonesia. Ia berpesan agar kaum buruh terus memperjuangkan haknya dengan suara yang berani, tanpa harus kehilangan rasa kemanusiaan.
“Saya berharap tak ada lagi PHK, tak ada lagi outsourcing. Semoga di bawah kepemimpinan Pak Prabowo, buruh bisa hidup lebih sejahtera,” ujarnya lirih.
Marsinah kini bukan lagi sekadar simbol perlawanan buruh, tetapi juga lambang keberanian perempuan Indonesia. Dari desa kecil Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Nganjuk, suaranya menggema hingga ke Istana Negara.
Dalam hening upacara di Hari Pahlawan, nama Marsinah kembali hidup, mengingatkan bangsa bahwa keadilan kadang lahir dari suara kecil yang tak pernah berhenti melawan. (anto)


























