Salah satu rumah warga di Desa Sambirejo Jombang Jawa Timur mengalami keretakan

Bongkah.id – Adanya keretakan di rumah puluhan warga Dusun Jumok, Desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang Jawa Timur kini sudah diteliti tim ahli. Hasilnya, Dusun Jumok masuk kategori kawasan bencana kelas sedang dan tinggi.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang Bambang Dwijo Pranowo menjelaskan, hasil penelitian yang dimulai (23/5) hingga (23/6)  ada beberapa kesimpulan yang disampaikan.

ads

”Ya penelitian potensi bencana longsor bersama ITS selama 30 hari sudah selesai,’’ ujarnya. Senin (10/7/2023).

Dari hasil penelitian, ia menyebut tim ahli menyimpulkan tiga poin umum. Pertama, Dusun Jumok termasuk ke dalam kawasan rawan bencana kelas tinggi dan sedang.

Kedua, karena masuk kawasan rawan bencana tinggi maka direkomendasikan sebagai kawasan terbatas ketat, yang hanya boleh dimasuki orang terlatih kesiapsiagaan bencana longsor, khususnya warga penghuni 11 rumah yang ada di kawasan tersebut.

Ketiga, kawasan rawan bencana sedang direkomendasikan sebagai kawasan terbatas. Artinya, penduduk dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan tetap memperhatikan kesiapsiagaan bencana longsor.

”Jadi secara umum, memang kawasan itu masuk kawasan rawan bencana tinggi. Tapi tidak membahayakan seperti angan angan kami terjadi patahan bumi,’’ jelas dia.

Sesuai rekomendasi tim ahli, warga di daerah tersebut masih dapat menempati Dusun Jumok, namun tetap waspada dan memiliki bekal kesiapsiagaan bencana. ”Jadi tetap bisa tinggal disitu, namun harus tetap waspada,’’ jelas dia.

Menurut dia, jika angan angan pihaknya benar di kawasan tersebut ada patahan bumi otomatis harus dilakukan evakuasi. ”Tapi bukan patahan bumi. Jadi retak itu muncul karena ada retakan tanah,’’ pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sebagian warga Dusun Jumok, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, memilih mengungsi dan sebagian lainnya bertahan sembari mengemasi surat-surat berharga. Ini setelah kondisi rumah mereka yang retak-retak bertambah parah. Sejak muncul keretakan akhir Desember lalu, sudah tiga kali terjadi retakan.

Pantauan di lokasi, total ada 10 rumah warga yang retak-retak. Kondisi paling parah terpantau di rumah milik Broto. Kini, rumah itu kosong setelah ditinggal pemiliknya mengungsi. (ima)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini