bongkah.id – Pertumbuhan kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura, menunjukan kenaikan sangat signifikan. Bertambah 80 kasus, sebagaimana yang terjadi pada 9 Juni. Membuat angka kasus menjadi 1.979 pasien. Dari jumlah tersebut kasus yang sudah sembuh sebanyak 1.521 pasien, kasus kematian 192 pasien, dan kasus yang masih aktif 266 pasien. Mayoritas yang datang ke RSUD dalam kondisi agak terlambat, bahkan beberapa diantaranya disertai komorbid (penyakit penyerta)
“Tingginya pertumbuhan angka kasus Covid-19 di Bangkalan, mayoritas didominasi klaster keluarga dengan kondisi sedang hingga berat. Indikasinya, terproyeksi dari status pasien. Sebanyak 2 sampai 3 pasien meninggal akibat terinfeksi Covid-19 merupakan satu keluarga,” kata Kepala RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan Nunuk Kristiani dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Lawan Covid19 ID, Kamis (10/6/2021).
Pengakuan Nunuk itu sesuai keterangan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. Menurut dia, ledakan kasus virus corona di Kabupaten Bangkalan didominasi oleh klaster keluarga. Status ini berpotensi akibat kegiatan mudik lebaran 2021 lalu. Banyak pekerja migran asal Bangkalan yang pulang. Dimungkinkan pekerja tersebut datang dalam kondisi terinfeksi Covid-19. Selanjutnya virus yang dibawah menginfeksi anggota keluarganya, yang kondisi imunitasnya merosot.
Meledaknya kasus ovid-19 di Bangkalan, menurut Nunuk, membuat tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) di RSUD Bangkalan mencapai 70 persen. Atau terisi 105 tempat tidur dari total 150 kapasitas tersedia. Dengan status pasien Covid-19 yang dirawat memiliki gejala ringan hingga berat.
Yang dia prihatinkan, rata-rata pasien Covid-19 yang mendatangi RSUD sudah dalam kondisi sedang hingga berat. Misalnya, pasien dengan komorbid (penyakit penyerta) sesak napas. Bahkan, beberapa di antaranya datang dengan kondisi tidak sadar.
“Rata-rata pasien yang datang ke RSUD, kondisinya cukup buruk. Karena itu, status medis pasien rata-rata dikategorikan agak terlambat. Yang datang dengan kondisi ringan bisa dihitung dengan jari,” katanya.
Guna merespons lonjakan kasus, dikatakan, pihaknya sudah melakukan rekrutmen tambahan tenaga kesehatan. Upaya itu dilakukan untuk meminimalisir potensi kelelahan, yang dihadapi para tenaga kesehatan.
Dukungan dalam menangani ledakan kasus tersebut, diakui, pihaknya mendapat sokongan bantuan dari pemerintah pusat. Yakni penambahan stok reagen PCR, obat, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), Alat Pelindung Diri (APD), dan sejumlah dana bantuan.
Sedangkan di tempat terpisah, kapasitas rumah sakit darurat Covid-19 atau Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya mulai membludak. Ini karena banyaknya warga Madura terkonfirmasi positif Covid-19 di pos penyekatan Suramadu terus berdatangan.
Penanggungjawab RSLI dr Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara mengatakan, jumlah pasien yang dirawat per Kamis (10/6/2021) berjumlah 226 orang. Pasien tersebut terdiri dari PMI (Pekerja Migran Indonesia) 81 orang, klaster Madura 78 orang, klaster pondok 14 oramg, dan umum/mandiri 53 orang. Selain menampung pasien asal Madura, RSLI juga telah meminjamkan 50 buah bed-nya untuk kebutuhan rumah sakit darurat di wilayah Bangkalan.
Menurut Nalendra, klaster Madura berjumlah 82 orang. Mereka merupakan pasien limpahan dari Bangkalan. Juga, hasil penyekatan Suramadu. Namun, empat orang di antaranya kemudian dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya. Dari jumlah itu, 65 pasien asal Madura menunjukkan hasil tes dengan CT Value kurang dari 25. Angka ini memunculkan dugaan mereka terinfeksi varian baru Covid-19.
“Dengan CT Value di bawah 25 sebanyak 65 orang, maka sampel darah mereka dikirim ke ITD Unair dan Balitbangkes. Kebijakan ini untuk memastikan tipe Covid-19 yang menginfeksinya,” kataya.
Berdasar pada kondisi ledakan kasus Covid-19 di Bangkalan, Nalendra memprediksi, jumlah pasien di RSLI akan terus bertambah. Seiring dengan adanya daftar tunggu pasien yang segera masuk.
“Daya tampung RSLI sebanyak 400 bed. Saat ini sudah terisi 226 pasien. Masih ada space 174 orang. Jika pasien sudah mencapai 300 orang atau 70 persen, maka kapasitas akan dianggap penuh sebagaimana ketentuan WHO,” ucapnya.
Pasien terbanyak yang dirawat di RSUD Bangkalan dan RSL Indrapura, menurut Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Polisi Nico Afinta, datanya menunjukkan berasal dari Kecamatan Arosbaya, Klampis, Geger, dan Kota. Karena itu, keempat kecamatan tersebut akan di-lockdown skala mikro.
“Lockdown skala mikro dilakukan, karena di empat kecamatan itu jumlah kasus positif Covid-19 sangat tinggi dibandingkan kecamatan lainnya. Kami sudah berkoordinasi dengan Forkopimda Bangkalan. Selain penyemprotan disinfektan dan operasi yustisi protokol kesehatan ketat, kami juga melakukan sosialisasi 5 M,” katanya saat dihubungi. (bid-02)