
Bongkah.id – Pasca ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, yang menelan korban jiwa hingga 67 orang pada 29 September 2025 lalu, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melakukan pengecekan terhadap sejumlah bangunan pondok pesantren di Jawa Timur.
Salah satunya di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR, Dewi Chomistriana, didampingi Direktur Bina Penataan Bangunan, Wahyu Kusumosusanto dan Kepala Balai Penataan Bangunan, Prasarana dan Kawasan Jatim, Denny Kumara, turun melakukan peninjauan ke lokasi tersebut.
“Kami menindaklanjuti instruksi Bapak Presiden melalui Pak Menko PM dan sudah melakukan rapat koordinasi dengan Menteri PU untuk peninjauan pondok pesantren. Kami diminta melakukan pengecekan di Ponpes Denanyar karena jumlah santrinya cukup banyak, sekitar 4.500 orang, dan bangunannya sudah berusia lebih dari 100 tahun,” jelas Dewi saat ditemui di Denanyar, Jombang, Kamis (9/10/2025).
Menurut Dewi, selain bangunan utama yang berusia 100 tahun, di area pondok yang telah didirikan oleh KH Bisri Syansuri juga terdapat beberapa bangunan tambahan yang turut diperiksa oleh tim teknis dari Kementerian PUPR.
“Kami juga mengecek bangunan tambahan, termasuk asrama putri baru yang sedang dibangun serta sarana sanitasi yang saat ini tengah dikerjakan oleh Kementerian PU,” tambahnya.
Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa secara visual, bangunan lama di Denanyar masih tampak kokoh. Namun, pihaknya belum dapat memberikan kesimpulan teknis sebelum hasil kajian keandalan struktur selesai.
“Kalau secara visual masih terlihat kuat, tapi untuk renovasi aula kami belum rekomendasikan adanya penambahan lantai ke atas karena dari sisi kekuatan struktur belum memungkinkan. Dari pihak ponpes berinisiatif memindahkan lokasi aula ke lahan baru, dan itu langkah yang sangat aman. Kami tentu sangat mendukung dan akan membantu memfasilitasi proses persetujuan pembangunannya,” jelas Dewi.
Dewi juga menegaskan, peninjauan ke sejumlah pondok pesantren ini merupakan langkah preventif agar tragedi serupa seperti di Sidoarjo tidak kembali terulang.
“Untuk yang di Sidoarjo, kami sudah lihat bahwa bangunan di sekitarnya secara struktur tidak memenuhi kaidah teknis. Kami sudah sarankan untuk dirubuhkan dan dibangun ulang. Saat ini tim dari PU sudah mulai menata dan mendesain ulang secara keseluruhan,” pungkasnya. (Ima/srp)