bongkah.id – Manajemen Juventus FC resmi menunjuk Andrea Pirlo sebagai pelatih tim. Menggantikan Maurizio Sarri. Keputusan mengangkat Pirlo itu merupakan langkah berani Juve. Mengingat mantan gelandang timnas Italia itu tidak punya pengalaman melatih di level junior maupun senior.
Mantan gelandang “Si Nyonya Tua” periode 2011-2015 itu menandatangani kontrak berjangka dua tahun di Allianz Stadium. Tepatnya sampai 30 Juni 2022. Jabatan itu merupakan perubahan atas kontrak melatih tim Juve U-23, pekan sebelumnya. Status arsitek tim U-23 itu pun sejatinya belum dijalani. Baru ikatan kontrak saja. Namun, pria brewokan itu langsung dikontrak uleng. Mengubah kontrak pertamanya. Ia dipromosikan menangani skuad utama.
“Keputusan hari ini didasarkan pada keyakinan pada kualitas Pirlo. Dari debutnya di bench, menunjukkan dirinya memiliki kapasitas untuk memimpin sebuah skuad mumpuni dan bertalenta. Ia memiliki potensi mengejar kesuksesan baru. Ia mirip sebuah TNT yang siap menghancurkan sebuah pencakar langit,” berbagai komentar pengamat yang dirilis hampir semua situs media di Italia.
Dalam empat tahun karier bermainnya bersama Juventus pada muslim 2011-2015, Pirlo merupakan komponen penting. Membantu tim bergelar Bianconeri itu memborong empat titel Serie A secara berturut-turut. Pun satu Coppa Italia. Pun dua Piala Super Italia. Pun satu kali menjadi finalis Liga Champions pada 2014/15.
Prestasinya di peta dunia, dikoleksi dengan tampil dalam 116 kali memperkuat tim nasional Italia. Prestasi mengkilapnya dibukukan dalam Piala Dunia 2006. Mengantarkan timnas Italia merebut gelar juara dunia. Menaklukan timnas Perancis yang diperkuat Zinedine Zidan di partai final.
Pirlo gantung sepatu pada 2017. Keputusan yang dilakukan, setelah tiga tahun memperkuat New York City FC di MLS Amerika Serikat. Sesudah itu, ia mengambil kursus kepelatihan. Persiapan terjun ke dunia manajerial.
Sejak menandatangani kontrak dengan Juventus sebagai pelatih kepala, sebuah tantangan berat menanti Pirlo dalam peran barunya. Berkewajiban kian mengkilapkan teknik tim Si Nyonya Tua. Sepanjang ini, Juve sukses merajai Liga Italia. Merebut sembilan Scudetto tanpa putus. Sejak musim 2011 hingga 2019. Namun, selalu gagal mewujudkan ambisi besarnya. Menjuarai Liga Champions. Terakhir kali Juara Liga Champions disandangnya pada 1996.
Seusai resmi ditunjuk sebagai pelatih Juventus, Pirlo mendapatkan nasehat dari mantan tandemnya di timnas Italia, Gennaro Gattuso. Mereka juga berduet saat tergabung di AC Milan. Keduanya menjadi andalan lini tengah Rossoneri pada masanya.
“Ya, dia kini dalam sebuah sistem kekacauan manajemen tim. Saya tahu…dia seorang pemberani. Saya berharap dia mampu menanglukan semuan kekacauan itu dengan bijak dan adil, sehingga dia sukses dalam profesi terbarunya sebagai pelatih,” kata Gattuso sambil tertawa saat dimintai komentar tentang terpilihnya Pirlo sebagai pelatih Juventus, yang dikutip dari Sky Sport Italia.
Selain mengucapkan selamat, Gattuso yang kini menjabat pelatih Napoli mengatakan, Pirlo sangat beruntung bisa memulai karier kepelatihannya bersama tim besar seperti Juventus. Gattuso pun memberikan nasehat kepada Pirlo. Menjadi pelatih sesuatu yang sangat berbeda dari saat menjadi pemain. Apalagi, Pirlo belum memiliki pengalaman melatih sama sekali. Pirlo baru mengantongi lisensi kepelatihan UEFA Pro pada Agustus 2019.
“Dia beruntung bisa memulai di Juventus. Menjadi pelatih adalah pekerjaan di mana karier bermain yang hebat saja tidak cukup. Harus banyak belajar, bekerja keras, dan rela tidak banyak tidur. Menjadi pemain dan pelatih sebenarnya bukanlah suatu hal yang sama. Ini profesi yang sama sekali berbeda dan kami tidak dapat mempelajarinya hanya dari buku,” kata Gattuso.
Pelatih yang sukses dalam menangani sebuah tim, menurut Gattuso, harus masuk ke dalam sistem manajemen pribadi setiap pemain. Bekerja keras memahami setiap karakter pemain di lapangan dan di luar lapangan. Berani menempatkan diri sebagai orang tua, teman, dan sahabat para pemain. Harus bersikap adil terhadap semua pemain. Demikian pula para staf tim. Profesi pelatih merupakan dunia yang sangat berbeda. Tidak semua mantan pemain mampu melakukannya. Namun Pirlo saat ini harus berani mencoba dan melakukan tugas barunya dengan baik, bijaksana, dan baik.
SARRI DIPECAT
Keputusan manajemen Juventus mengontrak Pirlo selama dua tahun, merupakan kisah lanjutan dari keputusan memecat Maurizio Sarri sebagai pelatih Si Nyonya Tua itu. Pelatih yang menghasilkan predikat juara Scudetto 2019-2020 itu dipecat beberapa jam, setelah Juve disingkirkan Olympique Lyon pada putaran 16 besar Liga Champions, Sabtu (8/8/2020) waktu setempat.
“Juventus Football Club mengumumkan bahwa Maurizio Sarri telah dibebaskan dari posisinya sebagai pelatih tim pertama,” demikian pernyataan klub di laman resminya.
“Klub ingin berterima kasih kepada sang pelatih, yang telah menulis babak baru dalam sejarah Juventus. Memenangi gelar untuk kesembilan kalinya secara beruntun. Kulminasi perjalanan pribadi yang membawa dia naik ke semua divisi sepak bola Italia,” lanjutan pernyataan resmi klub itu.
Tersingkir dari putaran 16 besar Liga Champions oleh Lyon, menjadi hantaman terakhir bagi Bianconerri yang secara konsisten tampil di bawah ekspektasi.
Memang, Sarri mampu membawa mereka memenangi scudetto untuk kesembilan kalinya secara beruntun. Namun penampilan tim kurang meyakinkan. Hanya mampu unggul satu poin dari tim peringkat kedua di klasemen. Inter Milan. Sarri gagal menghadirkan sepak bola menyerang yang menghibur.
Pada musim 2019-2020 Juve total mengumpulkan 83 poin di Liga Italia. Koleksi poin paling sedikit sepanjang sembilan musim beruntun. Juve sangat dominan di kancah domestik. Tidak hanya itu dalam musim 2019-20, Juve bahkan kemasukan 43 gol dari 38 pertandingan. Sebaliknya hanya mengoleksi 76 gol. Jumlah gol yang lebih sedikit dari Atalanta, Inter Milan, Lazio, bahkan tim peringkat kelima AS Roma.
Kekalahan di Piala Super Italia dan final Piala Italia telah memberikan indikasi awal. Pun disingkirkan Lyon sebagai tim peringkat ketujuh Liga Prancis dalam Liga Champions, merupakan pukulan telak yang sangat mempermalukan. Sebuah kegagalan yang tidak dapat ditolerir manajemen Juve.
Sebelumnya, semua media Italia memberikan ada tiga kandidat pelatih yang dilirik Juve. Sky Sport Italia memberitakan Mauricio Pochettino tengah didekati. Peluang itu datang, karena Pochettino saat ini sedang tidak melatih klub mana pun.
Kandidat lainnya, Simone Inzaghi dan Zinedine Zidane. Inzaghi secara teknik sulit meninggalkan Lazio, setelah klub ibukota itu memastikan berkompetisi di Liga Champions musim depan. Demikian pula Zidane. Yang baru saja membawa Real Madrid menjuarai Liga Spanyol 2019-20. Gelar ke-34. Selain itu, saat ini tengah menjalani hubungan yang harmonis dengan klub raksasa tersebut.
Karena itu, saat Juve memutuskan mengontrak Pirlo, media Italia pun terkejut. Diluar prediksi mereka. Pasalnya Pirlo baru saja dikontrak untuk menangani tim Juve U-23 pada akhir Juli lalu. Sepekan kemudian sudah dipromosikan menangani tim utama. Sementara Pirlo belum memiliki pengalaman melatih. Pun lisensi kepelatihan UEFA Pro baru dikantongi pada Agustus 2019. (rim)