bongkah.id – Masjid Agung Al Fattah yang merupakan tempat peribadahan tertua di Mojokerto, akhirnya diresmikan Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari Minggu (8/11/2020). Peresmian masjid yang telah berusia 143 tahun ini dikemas dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW turut menghadirkan ribuan anggota muslimat dan fatayat seluruh Mojokerto,
Sejak pagi, ribuan emak-emak telah memadati area masjid yang telah dibangun pada masa kolonial Belanda tahun 1877 lalu. Di dalam masjid yang berarsitektur Majapahit dengan perpaduan ala Timur Tengah, lantunan sholawat serta salam terus dikumandangkan sebagai tanda memperingati Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW pada Bulan 12 Rabiul Awal 1442 Hijriyah atau yang jatuh pada hari Kamis, 29 Oktober 2020 pada kalender Masehi lalu.
Masjid Agung Al Fattah yang berdiri megah di sebelah barat Alun-alun Kota Mojokerto atau tepatnya di Kelurahan Kauman, Kecamatan Prajurit Kulon ini, telah mengalami pemugaran hingga beberapa kali.
Terbaru, renovasi dilakukan pada tahun 2015 hingga awal 2020. Anggaran yang dikeluarkan untuk mempercantik bangunan masjid, mencapai Rp 40 miliar. Dengan rincian, Rp 30 miliar dari anggaran hibah Pemerintah Kota Mojokerto, Rp 2 miliar dari Pemerintah Provinsi Jatim dan sisanya merupakan sumbangan dari masyarakat.
“Untuk desain dari Masjid Agung Al Fattah ini, kami memakai dua kombinasi antara Majapahit yang akan terus kami pertahankan dengan perpaduan ala Timur Tengah. Kebudayaan Majapahit, terlihat jelas di masjid ini. Seperti ukir-ukiran yang sengaja dipahat langsung oleh seniman dari Trowulan. Kami sengaja tidak meninggalkan identitas Majapahitnya, karena dulu pusat peradaban Kerajaan Majapahit ada di Mojokerto ini dan melekat erat dengan warga di sini,” jelas Ning Ita, sapaan akrab walikota.
Peresmian Masjid Al Fattah, sekaligus menandai dua tahun masa kepemimpinan Walikota Ning Ita dan Wakil Walikota Cak Rizal tahun ini. Untuk itu, Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang turut hadir dalam kegiatan ini, menitipkan pesan kepada keduanya agar selalu menguatkan character building serta meningkatan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat. Khususnya pengembangan kemakmuran bagi masyarakat dan kemakmuran pada Masjid Agung Al Fattah di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini.
“Kebetulan peresmian masjid ini di bulan Robiul Awal, bulan kelahiran rasulullah. Nabi Muhammad diturunkan oleh Allah, untuk menyempurnakan Budi pekerti yang baik. Jadi, hadirnya masjid yang lebih dari 100 tahun ini mudah-mudah dapat memberikan penguatan character building. Yang selaras dengan upaya membangun SDM kita, karakternya terbangun, akhlaqnya juga dibangun. Lebih dari itu, melalui masjid ini dapat memberikan penguatan pada sisi pengembangan kemakmuran bagi masyarakat dan kemakmuran masjid,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut mantan Menteri Sosial Republik Indonesia ini, kedepannya kegiatan-kegiatan di masjid ini dapat dikedepankan dalam memaksimalkan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat. Khususnya penguatan dari remaja masjid yang sudah sering berkegiatan di tempat peribadahan ini.
Nantinya, pola-pola penguatan yang akan diterapkan adalah pada bidang ekonomi bagi milenial maupun masyarakat pada umumnya. Sebab, dua hal ini merupakan kunci agar dapat memaksimalkan seluruh kegiatan yang ada di masjid.(gie)