bongkah.id – Pemerintah Kabupaten Pamekasan menggencarkan kampanye “Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan” (Gemarikan). Pun memberikan makanan tambahan pada anak di wilayahnya. Gerakan ini untuk menekan kasus kekerdilan pada anak. Yang terjadi di kalangan masyarakat kurang mengkonsumsi ikan.
“Kampanye Gemarikan ini sebagai salah satu solusi atas angka kasus kekerdilan di Pamekasan, yang membutuhkan perhatian serius semua elemen masyarakat,” kata Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Pemkab Pamekasan Nayla Baddrut Tamam di Pamekasan, Sabtu (8/8/2020).
Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Pamekasan itu mengatakan, di tengah pandemi COVID-19 ini masyarakat harus memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Salah satunya, memperbanyak mengonsumsi ikan laut. Sebagai cara untuk meningkatkan daya imun masyarakat.
Selain itu, dengan menjaga konsumsi ikan akan berpotensi menekan kasus kekerdilan anak yang masih terjadi di Kabupaten Pamekasan. Umumnya terjadi di kalangan masyarakat yang kurang mengkonsumsi ikan. Istri Bupati Pamekasan Baddrut Tamam ini menjelaskan, pada tahun 2019 angka kasus kekerdilan pada anak di Pamekasan berada di kisaran 17,75 persen. Persentase kasus ini menurun dibanding 2018. Saat itu, kasus kekerdilan pada anak mencapai 26,67 persen.
“Karena itu, Gerakan Gemar Mengonsumsi Ikan perlu digencarkan. Selain bantuan pemberian makanan tambahan melalui masing-masing posyandu yang ada di desa,” katanya.
Konsumsi ikan masyarakat di Kabupaten Pamekasan pada tahun 2019, menurut dia, terdata 39,32 kilogram per tahun per kapita. Jumlah itu diharapkan terus meningkatkan. Mengingat mengonsumsi ikan banyak manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Meningkatkan daya imun tubuh di masa pandemi Covid-19 ini.
Sementara itu, sebelumnya Seksi Promosi pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan merilis, balita yang mengalami kasus kekerdilan akibat kekurangan asupan gizi mencapai 1.341 balita. Data balita kerdil ini ditemukan di 10 desa. Yang tersebar di 3 kecamatan dari 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan. Masing-masing di Kecamatan Palengaan, Pademawu dan Proppo. Jumlah terbanyak ada di Kecamatan Palengaan. Terbanyak kedua di Kecamatan Proppo di tiga desa. Terbanyak ketiga di Kecamatan Pademawu di dua desa.
Ada banyak faktor yang menyebabkan balita mengalami kekerdilan. Antara lain kurangnya nutrisi dalam tubuh seperti lemak, karbohidrat, dan protein. Pun minimnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya menjaga janin sejak dalam kandungan.
Sebagian masyarakat di Pamekasan, masih ada yang menganggap balita gemuk bertanda sehat. Padahal, kegemukan di usia yang tidak wajar merupakan gejala penyakit kerdil dan kurang gizi.
Sementara itu, menurut data Dinkes Jatim, Kabupaten Pamekasan termasuk dari 12 kabupaten/kota yang menjadi lokus balita kerdil akibat kurang gizi. Kabupaten lain di Pulau Madura yang juga masuk dari 12 kabupaten/kota sebagai lokus balita kerdil adalah Sampang dan Bangkalan. (ima)