
Bongkah.id – Tasbih menjadi salah satu alat bantu untuk berdzikir. Tasbih digunakan sebagai alat hitung atau jumlah dzikir yang telah diucapkan. Ada banyak jenis tasbih yang tentunya sering ditemui, salah satunya tasbih yang terbuat dari kayu gaharu dan cendana.
Tasbih dari kayu gaharu dan cendana dianggap lebih istimewa dan terkenal dibandingkan dengan bahan kayu lainnya. Sebab, jenis tasbih yang terbuat dari gaharu dan cendana harganya lebih mahal.
Hal ini dikatakan oleh perajin tasbih asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Fathurrahman, menurutnya, tasbih yang terbuat dari jenis kayu ini lebih bernilai.
“Saya memproduksi tasbih berbagai dari berbagai macam bahan, namun yang paling banyak diminati tasbih berbahan dasar kayu istimewa cendana dan gaharu,” ujarnya, Jumat (7/3/2025).
Lebih lanjut, kata Rahman, keistimewaan tasbih kayu gaharu dan cendana mempermudah umat Islam dalam berzikir, yakni hitungan tasbih dan juga memiliki manfaat lain karena wangi-wangiannya yang bisa menjadi aroma terapi menghilangkan stres, dan menenangkan pikiran.
“Cendana dan gaharu memang sudah wangi dari kayunya, jadi tanpa di beri minyak, tanpa diberi apapun itu sudah wangi,” kata warga Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang ini.
Ia mengatakan, gaharu sebenarnya sudah masyhur, oleh sebab itu, banyak umat muslim yang meminatinya, bahkan tasbih kayu gaharu dan cendana buatan Rahman ini tembus hingga pasar internasional.
“Lokal biasanya kirim di Surabaya, Semarang, Jakarta. Luar negeri biasanya kirim ke Amerika, emirat arab,” kata dia.
Harga tasbih yang diproduksi Rahman pun sangat bervariatif, mulai dari Rp 1 ribu hingga ratusan ribu rupiah.
“Tasbih biasa Rp 1 ribu tapi harus pesan banyak, kemudian tasbih dari kayu cendana dan gaharu itu mulai Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu, ada juga yang harga diatas Rp 100 ribu,” jelasnya.
Berkat keuletannya, Rahman mampu meraup keuntungan mulai dari Rp 5 juta hingga Rp 10 juta perbulan.
“Alhamdulillah khusus di bulan Ramadhan ini omzet capai Rp 30 juta – Rp 50 juta, si hari biasa biasanya Rp 5 juta – Rp 10 juta per bulan,” pungkasnya. (ima/sip)