Sekretaris Jenderal GAPKI Eddy Martono memaparkan peluang harga CPO dunia kembali naik di sisa semester II tahun 2022 di acara 18th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2023 Price Outlook di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, (4/11/2022).

Bongkah.id – Harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dunia terus bergerak fluktuatif. Setelah melambung tinggi di kuartal I dan II 2022, laju pergerakan harga mulai turun, tetapi diprediksi bakal kembali merangkak naik.

Sekretaris Jenderal GAPKI Eddy Martono menyampaikan, kondisi harga CPO global saat ini secara bertahap menurun apabila dibandingkan beberapa bulan sebelumnya yang melambung tinggi. Pada 29 April 2022, harga komoditas tersebut sempat menyentuh level RM 7.104 per ton.

ads

“Sepertinya ada perbedaan tren laju pergerakan harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) global, sehingga bisa berdampak pada kinerja produsen sawit di tahun 2022,”  ujar Edy dalam 18th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2023 Price Outlook di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, (4/11/2022).

Menurut Edy, harga CPO global potensi melonjak lagi di sisa semester kedua 2022, meskipun tidak setajam pada kuartal I lalu. Dia menilai, peluang kenaikan harga tersebut semakin terbuka jika suplai minyak nabati dunia masih dalam posisi yang kurang, sedangkan permintaan terhadap produk tersebut terus naik.

“Kebijakan relaksasi pungutan ekspor di dalam negeri juga bisa mendongkrak harga tandan buah segar (TBS) di level petani yang pada akhirnya turut mendongkrak harga CPO,” paparnya.

Update harga terbaru CPO per Jumat (03/11/2022) kembali meroket di sesi awal perdagangan setelah sempat terkoreksi pada perdagangan kemarin dan terjadi reli selama tiga hari beruntun. Mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan naik 1,27% ke MYR 4.392/ton pada pukul 09:22 WIB.

Analis Oil World Thomas Mielke saat berbicara di IPOC memperkirakan harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) tidak akan jatuh terlalu dalam pada 2023.
Hal ini disebabkan produksi minyak sawit akan naik pada tahun depan.

Selain itu, harga CPO akan dipengaruhi oleh masalah geopolitik, iklim dan energi. Namun demikian, dia memprediksi, harga minyak sawit dunia tidak mungkin jatuh kembali ke posisi terendah sebagaimana terjadi baru-baru ini.

“Pada 28 September kemarin, harga RBD Palm Olein Malaysia mencapai FOB USD 810 per ton. Walaupun kembali membaik pada 2 November sebesar USD 975 per ton,” terang Mielke.

Prediksi Mielke, kenaikan produksi CPO terjadi di Indonesia dan Malaysia pada periode Oktober 2022 hingga September 2023. Dalam hal ini, produksi CPO Indonesia diperkirakan naik sebesar 2,2 juta ton dan Malaysia sebesar 300 ribu ton.

Baca: Minyak Sawit India Mulai Dobrak Pasar Global, Siap Saingi Indonesia 

Mielke menilai, kenaikan produksi sawit dunia yang tumbuh signifikan sepanjang 40 tahun terakhir sejak 1980 hingga 2022 tengah menghadapi tantangan produktivitas. Total produksi sawit dunia mencapai 78,3 juta ton sampai 2022 yang berkontribusi 32 persen terhadap produksi minyak dan lemak (oil and fats).

“Pertumbuhan minyak sawit telah kehilangan dinamikanya akibat sejumlah faktor yang mempengaruhinya yaitu penurunan produktivitas, rendahnya pembukaan kebun baru, kekurangan tenaga kerja, dan masalah hama penyakit tanaman,” tutur Mielke. (awi/bid)

1

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini