bongkah.id — Menggunakan masker sudah saatnya menjadi gaya hidup. Masker tidak hanya berfungsi sebagai benteng paparan Covid-19. Masker juga benteng terhadap polusi udara. Karena itu, memakai masker merupakan modal kedua untuk sehat, setelah istiqomah meningkatkan imunitas tubuh.
Demikian pendapat Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono di sela-sela pemberangkatan Satgas penegakan Inpres No 6 tahun 2020 di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis (3/9/2020).
“Saat ini memakai masker populer sebagai salah satu benteng diri dari paparan Covid-19. Padahal manfaat memakai masker itu sangat kompleks. Yang kesemuanya bermanfaat untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga,” katanya.
Memakai masker bagi masyarakat Indonesia , menurut dia, sebenarnya sudah umum sejak tahun 1970-an. Maskernya saat itu dari saputangan yang diliat segitiga. Ditutupkan di hidung dan diikat disekitar tengkuk.
Tujuan memakai masker saputangan saat itu, tambahnya, untuk melindungi hidung mengisap debu jalanan. Cara itu diyakini masyarakat Indonesia saat itu, mampu menghindarkan terserang penyakit ISPA akibat debu.
“Jika orang tua dan kakek nenek kita di tahun 1970-an itu sangat sadar kesehatan diri, dengan memakai masker saputangan. Seharusnya kita yang lebih modern dari beliau-beliau justru lebih sadar kesehatan dengan disiplin bermasker,” ujarnya.
Himbauan disiplin Bermasker yang sering disampaikan, dikatakan, tak sekadar melanjutkan Himbauan Presiden Jokowi. Namun untuk mengembalikan kenangan kaum milenial, bahwa disiplin Bermasker sudah menjadi kesadaran orang tua dan kakek nenek kita semua.
Tingginya disiplin menjaga kesehatan yang dilakukan masyarakat 1970-an itu, tambahnya, sikapnya seperti kaum milenial. Rela kembali ke rumah saat ketinggalan ponselnya. Jika masyarakat 1970-an, rela kembali ke rumah jika ketinggalan saputangan. Yang lebih sering berfungsi sebagai masker saat berkendaraan, dibanding sebagai pembersih keringat.
“Fakta sejarah itu membuktikan, masker sebagai gaya hidup sehat sudah dilakukan para orang tua dan kakek nenek kita. Dalam masa pandemi Covid-19 ini, mengapa kita masyarakat modern tidak meniru. Bermasker sebagai gaya hidup sehat,” katanya.
Kunjungannya ke Jatim selain memberangkatkan Satgas penegakan Inpres no 6 tahun 2020 tentang pendisiplinan protokol pencegahan COVID-19, dikatakan, juga untuk membagikan 1,5 juta masker kepada masyarakat bersama TNI dan Satpol PP.
“Hari ini juga dibagi sebanyak 1,5 juta masker untuk daerah Jawa Timur. Tentunya semua bergerak, tidak hanya polisi saja. Penegakan disiplin itu gabungan TNI, Polri dan Satpol PP. Semuanya terlibat, seluruh komponen masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda kemudian komunitas-komunitas terlibat semua,” ujarnya.
Kepada anggota polisi, Gatot berpesan agar tak lelah memberikan edukasi dan sosialisasi pada masyarakat terkait pentingnya penggunaan masker. Sebab virus tidak pandang bulu. Bisa menyerang siapa saja.
Kesadaran dalam diri untuk menggunakan masker, menurutnya, hal paling penting dibangun untuk memulihkan kondisi di Indonesia.
Selain itu, Gatot juga berterima kasih dan mengapresiasi Kapolda Jatim Irjen Pol M Fadil Imran, atas inisiasi Kampung Tangguh Semeru. Yang kini mulai diikuti polda-polda lain se-Indonesia.
“Kita apresiasi Kapolda, karena munculnya Kampung Tangguh itu pertama kali di Jawa Timur. Saya kira ini baik sekali dan sangat positif dalam mencegah penyebaran Covid-19. Namun juga membantu secara sosial,” ujarnya. (ima)