
Bongkah.id – Suara derit pagar besi terdengar pelan saat Aang Fatoni (34) berdiri memandangi sudut rumahnya di Dusun Kedungsambi, Desa/Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang. Bagi juragan rongsokan ini, rumahnya kini tak lagi memberi rasa aman. Sudah dua kali ia harus merelakan uang puluhan juta raib digondol maling, dan yang lebih menyesakkan, pelakunya justru orang yang nyaris setiap hari ia sapa, tetangganya sendiri.
Rumah Aang disatroni maling pertama kali pada Jumat (27/6). Saat itu, Aang terpaksa menelan pahit ketika mendapati uang tunai Rp 10 juta yang disimpan di dalam kamar tidur lenyap tanpa jejak. Belum pulih rasa kagetnya, esok harinya, Sabtu (28/6), maling kembali datang membawa kabur uang Rp 2 juta yang ia letakkan di dompet di ruang tamu.
Kapolsek Kesamben Iptu Niswan membenarkan kejadian ini. “Setelah kita lakukan olah TKP kita sarankan pasang CCTV. Akhirnya korban pasang CCTV,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (4/7/2025).
Langkah sederhana memasang kamera pengawas itulah yang menjadi kunci terungkapnya sosok pencuri yang selama ini keluar masuk rumah Aang bak hantu. Dalam rekaman CCTV, sosok Heru Fachrudin (47), tetangga Aang sendiri, terekam sedang berusaha masuk ke rumah korban melalui jendela samping, Kamis (3/7/2025) malam.
Mengetahui rekaman tersebut, Aang tak tinggal diam. Bersama warga, ia mengintai dan akhirnya berhasil menangkap pelaku. “Pelaku akhirnya ditangkap oleh korban dengan dibantu warga dan kita juga datang mengamankan pelaku,” kata Niswan.
Di hadapan polisi, Heru tak bisa berkelit. Ia mengakui semua perbuatannya, termasuk caranya memanfaatkan pintu rumah yang sering lupa dikunci. “Dia (pelaku, red) mengakui perbuatannya. Pertama mengambil uang Rp 10 juta dan kedua Rp 2 juta,” ucap Niswan.
Kini, Heru harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di balik jeruji sel tahanan Mapolres Jombang. Ia dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan.
Ancaman hukuman tujuh tahun penjara menanti langkah Heru, langkah yang dulu sering ia gunakan untuk menjejak di rumah tetangganya sendiri, kini berhenti di jeruji besi. (ima/sip)