bongkah.id – Perwakilan Penghuni Pemilik dan Pedagang (P4) mall Cito menggelar aksi di koridor antara bangunan tenan-tenan yang berada di dalam mall, Rabu (3/2/2021). Mereka membentangkan sejumlah poster bernada tuntutan. Mereka menolak rencana pembukaan Rumah Sakit Siloam di kawasan mall tersebut, yang merupakan rumah sakit rujukan bagi pasien Covid-19.
“Mall Cito adalah klaster ekonomi. Pusat perbelanjaan. Tempat orang mencari nafkah. Mengapa sekarang mau didirikan rumah sakit untuk Covid-19. Jelas kami sebagai penghuni, pemilik, dan pedagang resah,” kata Sekretaris P4 Cito, M. Yazid saat menyampaikan aspirasi pada para wartawan yang menemuinya.
Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mendirikan rumah sakit rujukan Covid-19 di area mall, menurut dia, sudah mengganggu para penghuni Cito. Kondisi perdanganan yang merosot sejak April 2020 lalu, kini pengunjung kian sepi. Pendapatan para pedagan yang mulai tubuh sejak awal Desember lalu, kini kembali merosot.
“Belum operasi, baru wacana saja, customer sudah tidak mau ke sini (mall Cito). Mereka mikir-mikir karena takut,” ujarnya.
Diakui, secara resmi para penghuni Cito belum menerima informasi apapun soal pembukaan rumah sakit tersebut, baik dari manajemen RS Siloam maupun Pemkot Surabaya. Karena itu, pihaknya kaget begitu mendengar informasi bakal dibukanya RS Siloam di kawasan, yang dikenal dengan pusat perbelanjaan itu.
Anggota P4, tambahnya, beraksi bukan berharap diperhatikan. Demikian pula untuk memperoleh kompensasi. Mereka beraksi, karena kekhawatiran adanya rumah sakit membuat pengunjung tidak mau berbelanja di Cito. Kondisi tersebut akan berdampak pada perekonomian bisnis dan keluarga para pedagang.
“Tuntutan kami jelas. Kami menolak keberadaan RS Siloam di Cito. Silahkan dibangun di tempat lain di perbatasan Kota Surabaya, yang milik pemerintah. Misalnya di halaman Korem 084 di seberang Cito,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Head of Public Relations Siloam Danang Kemayan Jati dalam siaran pers yang diterima di Surabaya, Senin (1/2/2021), mengabarkan jika Siloam Hospital Group (SHG) siap membuka dan mengoperasikan rumah sakit di area City of Tomorrow (CITO) Surabaya, yang merupakan unit ke-40 di Tanah Air. Namanya Rumah Sakit Siloam CITO.
Rumah sakit tersebut diklaim, menjadi komprehensif bertaraf internasional dengan layanan kesehatan, peralatan dan tenaga medis terbaik. Fasilitas kesehatannya berada dalam kawasan mixed use CITO. Namun dengan akses, fasilitas, dan infrastruktur terpisah dan independen. Itu termasuk fisik dan sistem kelistrikan, genset, HVAC, sistem gas medis, sistem STP/IPAL.
RS COVID-19
Tidak hanya itu, RS Siloam Cito itu juga akan dilengkapi sistem negative pressure, khusus untuk penanganan pasien Covid-19. Nantinya akan memiliki pintu akses tersendiri serta elevator terpisah.
Sementara untuk limbah pembuangan medis, limbah cair dan TPS B3, di rumah sakit tersebut sudah memiliki sistem terpisah dan mengimplementasikan standar tinggi untuk operasional.
”Rencana awal pembukaan dan pengoperasian RS ini dijadwalkan mundur di 2021/2022. Rencana itu terkait perencanaan serta persiapan kecukupan tenaga kerja terutama tenaga medis,” ujarnya.
Sementara itu, sejalan dengan imbauan dan SK Menteri Kesehatan, Siloam akan mengalokasikan sebagian tempat tidurnya untuk penanganan pasien COVID-19 sama seperti kewajiban dan tanggung jawab RS lainnya.
“Rumah sakit ini secara fisik semua sudah siap dibuka, dan sudah siap operasional dengan 185 tempat tidur, lalu jumlah ICU 15 tempat tidur. Jika diizinkan kami akan buka dalam waktu 10 hari dengan 105 tempat tidur di fase pertama,” katanya.
Meskipun baru, tambahnya, rumah sakit ini didukung secara total dan intensitas oleh SHG, yang sudah selama lebih dari 25 tahun dengan mengoperasikan 39 RS secara nasional. Total tenaga medis dan tenaga pendukung lainnya di jaringan SHG mencapai lebih dari 15 ribu orang.
“Dari hari pertama operasionalnya, rumah sakit ini sudah terjamin standar kualitas dan pelayanan medisnya. Juga SDM terjamin sehingga tidak perlu diragukan lagi,” janjinya.
Rencana pendirian RS Rujukan Covid-19 di kompleks Mall Cito, mulai terungkap saat Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana bersama Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita meninjau langsung kesiapan operasional rumah sakit tersebut pada Kamis (28/1/2021).
“Kita lihat kondisi kesiapan. Kita harus lihat situasinya, baik secara medis dan secara aturan itu betul-betul terpenuhi prinsipnya,” kata Whisnu Sakti Buana saat itu.
Dalam dua pekan terakhir, menurut dia, ruangan ICU (Intensive Care Unit) untuk pasien Covid-19 di rumah sakit Surabaya mencapai 100 persen. Ia berharap dapat mendukung penanganan Covid-19 di Kota Surabaya, khususnya bagi pasien dengan gejala sedang hingga berat.
“Karena itu, saya tanya kalau rumah sakit ini buka, khusus Covid-19 berapa ICU-nya. Yang dijanjikan pengelola ada 16 ICU, tapi yang siap nanti dalam waktu dekat 8 ICU,” ujarnya.
Berdasarkan paparan dari pihak pengelola rumah sakit, dikatakan, jumlah kamar dengan single bed yang siap sebanyak 105 unit. Kapasitas kamar di rumah sakit ini masih dapat ditambah sampai 186. Dengan 8 ICU bisa nambah sampai 16 ICU.
Secara prinsip, diakui, pembangunan rumah sakit di perbatasan pintu masuk Surabaya ini konsepnya terbilang bagus. Warga dari luar yang ingin berobat ke Surabaya tak harus masuk ke tengah kota.
“Pembangunan RS rujukan di perbatasan ini atas saran Satgas Covid-19. Jika ada pasien dari luar kota mau masuk dapat ditampung di sini. Malah tadi diusulkan juga, kalau ini bisa dibuka kita usulkan ke Gubernur untuk mengadakan di kawasan utara rumah sakit yang baru untuk menampung,” ujarnya. (ima)