Bongkah.id ‐ Sampai 1 Jun 2020 kemarin, Pemerintah Arab Saudi belum memberi kepastian menyelenggarakan Ibadah Haji 2020. Ketidakpastian itu menjadi bahan keputusan Pemerintah Indonesia meniadakan pemberangkatan jamaah haji 2020. Kuota jamaah 2020 akan diberangkatkan tahun 2021, yang kemungkinan besar pandemi Covid-19 sudah tiada.
Kalau saja haji jadi dilaksanakan, Indonesia akan mengirim kloter pertama pada 26 Juni mendatang. Hingga Selasa (19/5-2020) sore, baru 188.375 orang dari kuota 221 ribu yang telah melakukan pelunasan biaya haji dan siap diberangkatkan.
Sebagai informasi, Pemerintah Arab Saudi memang mulai melonggarkan kebijakan lockdown di negeri itu sejak 28 Mei.
Namun, hingga saat ini belum ada kepastian tahun ini Arab mengizinkan penyelenggaraan ibadan haji di tanah suci. Yang jelas dalam rencana tahapan new normal di Arab Saudi masih tetap melarang kegiatan ibadah umrah dan ziarah.
Selain itu, negeri para nabi ini juga belum membuka jalur penerbangan internasional menuju negara tersebut hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
“Berdasarkan kenyataan itu pemerintah memutuskan tak memberangkatkan haji pada 1441 hijriah,” kata Menteri Agama Fachrul Razi di Kementerian Agama dalam rilis yang diterima bongkah.id, Selasa (2/6/2020).
Menurut dia, keputusan tersebut diambil berdasar hasil kajian dengan sejumlah pihak.
Pemerintah Indonesia sebelumnya memutuskan untuk menunggu kejelasan dari Saudi sebelum menentukan sikap terkait haji tahun ini. Awalnya, Indonesia memberi waktu hingga akhir April bagi Saudi.
Namun hingga 29 April, Saudi tak kunjung memberi kabar. Kemenag pun mengundur batas waktu hingga 20 Mei. Hal yang sama pun terjadi, tak ada kepastian dari Saudi.
Presiden Joko Widodo lantas menelepon Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud. Meminta kepastian pemberangkatan jemaah haji.
Fachrul sempat menyebut pemerintah Arab Saudi mulai melakukan persiapan penyelenggaraan ibadah haji 2020. Hal ini yang membuat pemberangkatan haji ditunda.
Persiapan sudah terpantau sejak Sabtu (17/05/2020) lalu. Dari pantauan itu terlihat sudah ada pendirian tenda-tenda untuk jamaah haji di Arafah.
Saudi sendiri telah membuka sejumlah masjid untuk pelaksanaan ibadah. Protokol ketat diterapkan untuk mencegah penularan corona yang berawal dari kegiatan ibadah bersama di dalam masjid.
Aturan ketat itu antara lain pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk lingkungan masjid, memakai masker, membawa sejadah sendiri, menghindari jabat tangan, dan menjaga jarak antarsesama setidaknya sampai 2 meter. (ima)