Kondisi Petirtaan Kuno Sumberbeji saat dilakukan eskavasi./bongkah.id/Karimatul Maslahah/
Kondisi Petirtaan Kuno Sumberbeji saat dilakukan eskavasi./bongkah.id/Karimatul Maslahah/

Bongkah.id – Arkeolog tim BPK Wilayah XI Jawa Timur menemukan dua sumber utama air artesis saat proses ekskavasi di situs petirtaan Sumberbeji, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

“Dari penelitian sejak Jumat lalu, teridentifikasi ada dua sumber air utama di sini, satu di sisi barat, dan satu lagi di sisi tenggara,” kata Ahli Hidrologi dan Hidrolika UGM, Djoko Luknanto, Minggu (1/12/2024).

ads

Sumber artesis di sisi barat itu, adalah sumber air yang terbesar yang sekaligus jadi pemasok utama air yang masuk ke petirtaan. Sedangkan sumber air di sisi tenggara, berbentuk lebih kecil namun masih terus mengeluarkan air.

“Mata air ini berjenis artesis, dan bisa dipastikan tidak dari sini, artinya dari jauh. Asal muasalnya dari mana, ini yang masih harus diteliti lagi,” imbuhnya.

Menurut Djoko, mata air itu juga terhitung sangat stabil dan hingga kini masih berfungsi. Mata air itu, juga berkualitas baik dengan debit yang sangat besar.

“Kita belum ukur debitnya, namun kalau melihat kecenderungannya, airnya ini sangat stabil karena selama musim hujan dan musim kemarau, ini tidak terpengaruh sama sekali,” imbuhnya.

Djoko juga menyebut, mata air itu juga menjelaskan asal-usul pembangunan petirtaan Sumberbeji Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur itu.

Menurutnya, sangat mungkin jika mata air artesis itu memang sudah ada jauh sebelum petirtaan itu dibangun.

“Berarti orang jaman dulu melihat ini ada mata air yang bisa dimanfaatkan, kemudian dibangunlah petirtaan semacam ini. Dia sendiri mungkin tidak tahu dari mana air itu datang, namun ternyata ketika dimanfaatkan bisa sangat baik,” imbuhnya.

Studi hidrologi itu, disebutnya tak saja dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi air dan besar debitnya. Studi itu, nantinya akan berlanjut untuk penataan kawasan petirtaan.

“Kita kan tugasnya ini melakukan kajian supaya bagaimana lebel airnya tetap bisa terjaga sehingga struktur petirtaannya bisa tetap digunakan dan terlihat ketika pengunjung datang,” pungkasnya. (ima/rf)

18

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini