Warga Perumahan Mutiara Regency, Sidoarjo, menolak pembongkaran tembok batas dengan Mutiara City, Rabu (30/12/2025).

bongkah.id — Rencana pembongkaran tembok pembatas di Perumahan Mutiara Regency, Sidoarjo, Jawa Timur, batal dilakukan Rabu (30/12/2025) setelah warga menolak. Tembok beton di ujung perumahan itu selama ini berfungsi sebagai penahan air saat hujan deras, dan bagi warga, pembongkarannya menimbulkan kekhawatiran akan banjir kembali.

Bu Rini, salah satu warga, menceritakan kegelisahannya saat mendengar kabar pembongkaran. “Jam segitu saya baru saja matikan kompor. Tapi begitu tahu tembok akan dibongkar, jantung saya berdegup kencang,” ujarnya. Ia dan warga lain langsung menuju lokasi, sebagian masih mengenakan celemek atau membetulkan jilbab, sambil menggandeng anak-anak mereka.

ads

Kerumunan warga terutama emak-emak membentuk barisan di depan tembok. Mereka menghalangi aparat Satpol PP dan petugas gabungan yang datang dengan peralatan pembongkaran.
“Jangan dibongkar dulu, Pak. Kami belum pernah diajak bicara,” teriak seorang ibu.

Kekhawatiran warga bukan tanpa alasan. Tembok itu menjadi penahan air saat hujan deras. Saluran air di sekitar terlihat dangkal dan tersumbat lumpur. “Kalau tembok ini dibuka, air dari belakang ke mana? Masuk ke rumah kami lagi?” kata warga lainnya.

Kuasa Hukum warga, Urip Prayitno, menjelaskan bahwa warga menolak karena belum mendapatkan penjelasan dampak teknis dari pemerintah. “Warga hanya ingin tahu apa akibatnya setelah tembok dibongkar. Sampai saat ini tidak ada yang menjelaskan itu,” ujar dia.

Kekhawatiran warga juga terkait pembangunan di kawasan Mutiara City. Mereka khawatir lalu lintas truk dan debu akan mengganggu keamanan dan kenyamanan lingkungan. “Anak-anak kami main di jalan sini. Kami tidak ingin risiko itu meningkat,” ujar seorang ibu.

Dinas Perumahan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (Perkim CKTR) Kabupaten Sidoarjo menyatakan pembongkaran dilakukan berdasarkan perintah pimpinan daerah. Kepala Dinas Mochamad Bachruni Aryawan mengatakan pihaknya hanya menjalankan instruksi. Namun, di lapangan, barisan warga membuat pembongkaran ditunda hingga situasi kondusif.

Hingga hari ini, tembok masih berdiri kokoh sementara gerimis turun perlahan. Bagi warga Mutiara Regency, keberadaan tembok lebih dari sekadar beton. Ia melambangkan rasa aman, perlindungan rumah, dan ketenangan lingkungan. Warga berharap pemerintah bisa memberikan penjelasan sebelum mengambil keputusan lebih lanjut. (anto)

7

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini