Bongkah.id – Dinas Peternakan (Disperta) Kabupaten Mojokerto mencatat, penyebaran kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi terjadi di 15 Kecamatan.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Disperta Kabupaten Mojokerto Tutik Suryaningdyah, per tanggal 29 Desember tercatat ada sebanyak 241 kasus PMK yang tersebar di 15 Kecamatan wilayah Kabupaten Mojokerto.
“13 ekor sapi diantaranya yang positif PMK mati, 9 sapi ternak dipotong paksa. Dan tersisa 219 ternak yang masih positif PMK yang tersebar di 15 Kecamatan,” kata dia dilansir dari Viva Jatim, Selasa (31/12/2024).
Dijelaskan Tutik, hanya 3 wilayah Kecamatan yang tidak ada laporan kasus PMK, yaitu Sooko, Ngoro dan Kemlagi.
Sementara kasus PMK pada ternak sapi di Kabupaten Mojokerto tertinggi ada di Kecamatan Kutorejo sebanyak 58 kasus dan Kecamatan Pacet sebanyak 31 kasus.
Peningkatan kasus PMK di Kabupaten Mojokerto terjadi sejak 2 Desember 2024. Tingginya penyebaran PMK pada sapi ini terjadi karena, dapat menyebar melalui udara dan benda-benda yang terkontaminasi.
“Selain itu, faktor cuaca yakni curah hujan yang tinggi juga disebut memicu penyebaran virus PMK. Sehingga kasusnya meningkat lagi,” tutur dia.
Kekurangan Stok Vaksin PMK
Dikatakan Tutik, stok vaksin PMK yang disimpan Disperta Kabupaten Mojokerto telah kedaluwarsa dan masih menunggu alokasi dari Kementan.
“Vaksin sudah kita gencarkan sejak kasus PMK mulai masuk Kabupaten Mojokerto pada tahun 2022 lalu. Tapi sekarang vaksinasi belum bisa kita lakukan, karena stok vaksin PMK sudah kedaluwarsa,” tandas Tutik.
Langkah Antisipasi
Langkah-langkah antisipasi dan pencegahan PMK pada ternak sapi di Kabupaten Mojokerto, sudah dilakukan oleh Disperta Kabupaten Mojokerto. Dengan memberikan pengobatan ke sapi-sapi yang positif sembari menunggu alokasi vaksin dari Kementan.
“Penyemprotan disinfektan juga sudah kami lakukan untuk pencegahan penularan penyakit PMK di Kabupaten Mojokerto,” tuturnya.
Namun, semua itu tergantung kepada imunitas tubuh hewan. Imunitas tubuh hewan ini tergantung dari higiene sanitasi yang dilakukan oleh para peternak. Serta asupan makanan yang diberikan kepada ternaknya. (*)