Bongkah.id – Perpecahan di internal Partai Demokrat Jawa Timur buntut kekecewaan kubu pendukung Bayu Airlangga terhadap hasil Musda IV rupanya berdampak panjang. Elektabilitas Partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono di Jatim langsung merosot setelah banyak elit partai pindah gerbong mengikuti jejak menantu Soekarwo.
Berdasar hasil penelitian Surabaya Survey Center (SSC), elektabilitas Partai Demokrat di Jatim di angka 6,8%. Tingkat keterpilihan itu beriringan dengan Partai Golkar.
Peneliti Senior SSCSurokim Abdussalam membeberkan penyebab partai berlambang mercy tersebut mengalami penurunan elektabilitas. Dia menyebut ramai-ramai Musda diikuti mundurnya Bayu Airlangga yang menjadi salah satu faktor pemicunya.
“Jelas punya pengaruh Musda hingga ramai-ramainya kemarin. Mundurnya Mas Bayu juga membuat internal Demokrat ini goyah,” kata Surokim, Selasa (30/8/2022).
Sebelumnya, berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas yang dirilis Selasa (21/6/2022), elektabilitas Partai Demokrat secara nasional berada di rangking tiga besar. Dengan elektabilitas 11,6%, PD tertinggal tipis dari Partai Gerindra yang mendapat 12,5% dan masih terus mengejar PDI Perjuangan di posisi pertama 22,8%.
Meroketnya elektabilitas membuat posisi Partai Demokrat langsung naik empat level dibanding pemilu 2019, dari rangking 7 ke posisi 3. Dengan kata lain, yang dibidani Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil menyalip Golkar 10,3%, PKB 5,4%, PKS 5,4 persen, dan Nasdem 4,1%.
Baca: Elektabilitas Partai Demokrat Meroket 11,6%, Buah Konsisten Suarakan Aspirasi Rakyat
Namun, menurut Surokim, mundurnya Bayu memberi pengaruh besar terhadap merosotnya elektabilitas Demokrat di Jatim. Kepindahan menantu mantan Gubernur Jatim, Soekarwo ke Golkar juga dianggap membawa angin segar bagi gerbong pendukungnya.
“Mas Bayu pindah otomatis bawaannya ikut karena dia tokoh dengan di belakangnya ada Pakde Karwo. Gerbong kepindahan kader Demokrat itu harus diselesaikan kalau enggak ingin kehilangan ceruknya,” tuturnya.
Golkar harus bisa memanfaatkan momen tersebut. Partai berlambang beringin itu makin kompetitif dan punya peluang besar menyalip Demokrat.
“Masih ada waktu satu tahun enam bulan, tetapi posisi hari ini Golkar patut menyambut baik karena kompetitif terhadap Demokrat. Ini menarik irisannya sama antara Demokrat dan Golkar,” ujarnya.
Selain faktor Bayu, Surokim melihat gaya kepemimpinan Sarmuji di Golkar juga sangat baik dan jauh dari kegaduhan. Hal itu menjadi keuntungan untuk menggaet suara rasional.
Diketahui sebelumnya, Musda IV Partai Demokrat Jawa Timur mengajukan dua kandidat Ketua DPD pilihan DPC selaku konstituen mayoritas ke DPP untuk proses seleksi fit and proper test yang digelar 2 Februari 2022. Sebanyak 25 dari 38 DPC se-Jatim memberikan dukungan kepada Bayu Airlangga, sisanya untuk Emil Elistianto Dardak.
Hasilnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menetapkan Emil Elistianto Dardak sebagai Ketua DPD PD Jatim 2022-2027. Keputusan DPP ini memicu kekecewaan dari sejumlah DPC barisan pendukung Bayu Airlangga karena terpilihnya Emil dinilai tidak demokratis. (bid)