
Bongkah.id – Di sudut Jalan Hayam Wuruk, Margelo, Magersari, Kota Mojokerto, berdiri sebuah warung sederhana yang tetap setia mempertahankan rasa pahit nan menyehatkan. Namanya Warung Nasi Jamu Pak Pri. Sudah lebih dari dua dekade warung ini jadi tujuan para pecinta kuliner tradisional yang jarang disentuh lidah generasi modern.
Siti Musholikah, pengelola warung, bercerita bahwa sejak awal 1990-an, Warung Nasi Jamu Pak Pri hanya menyediakan menu rawon, pecel, dan lodeh. Namun, sekitar tahun 1995, perlahan menu pun bergeser. Saran dari para pelanggan membuat Siti mulai meracik berbagai tumisan daun pahit seperti daun pepaya, pare, bunga pepaya, hingga jantung pisang.
“Dulu rawon sama pecel ada, tapi orang-orang minta daun kates (pepaya) ditumis. Dari situ mulai bikin tumis-tumisan sampai sekarang,” kenang Siti, Rabu (30/7/2025).
Kini, di meja panjang warungnya, pelanggan bisa memilih aneka lauk khas seperti tumis buah pepaya, daun pepaya, bunga pepaya, pare, hingga daun singkong. Kadang juga tersedia terong ikan asin, petai tempe yang menambah variasi. Untuk lauk pendamping, Siti menyiapkan ikan patin, pe, pindang, telur, tuna, hingga pepes kepala ikan. Jika beruntung, kadang pelanggan juga disuguhi asem-asem hangat yang segar.
Soal harga, Warung Nasi Jamu Pak Pri terbilang sangat terjangkau. Satu porsi nasi lauk tumis hanya Rp12 ribu. Minuman tradisional seperti jahe serai dihargai Rp5 ribu, sedangkan kopi dan teh hanya Rp3 ribu.
Tak heran, warung ini selalu ramai setiap pagi. Buka pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB, tak jarang pukul 11.00 WIB dagangan sudah ludes. “Kalau ramai, jam sebelas sudah habis semua,” kata Siti.
Regita (25), salah satu pelanggan setia, mengaku sudah berlangganan sejak 2018. “Saya suka banget yang pahit-pahit. Di sini lengkap, ada pare, daun pepaya, pokoknya enak banget,” ujar Regita sambil menyesap jahe serai hangat. (ima/sip)