Bongkah.id – Umumnya rokok yang beredar luas saat ini menggunakan bahan dari daun tembakau. Namun kini ada alternatif lain selain tembakau dan juga tanpa nikotin yakni dari daun talas beneng.
Ya, warga lereng Anjasmoro Wonosalam, Jombang mampu merubah daun talas beneng yang dulunya tidak mempunyai nilai ekonomis. Menjadi komoditas bernilai jual sebagai bahan rokok alternatif tanpa nikotin.
Namanya Agus Setiawan (47) warga Dusun Wonotirto, Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.
Begini cara Agus mengolah daun talas benang menjadi alternatif tembakau.
Mulanya, Agus berburu tanaman talas beneng di hutan dengan usia yang sudah matang. Kemudian ia memilah mana daun yang cocok untuk dijadikan alternatif tembakau.
Setelah terkumpul banyak, daun talas benang itu kemudian di bawa pulang untuk diolah.
Setelah itu daun talas benang dipotong kecil-kecil menggunakan alat pemotong yang ia rakit sendiri.
“Setelah daun dipotong kecil-kecil, daun kemudian dijemur hingga mengering,” kata dia.
Penjemuran daun talas benang yang sudah dipotong akan memakan waktu kurang lebih 1 Minggu.
Jika sudah kering, tembakau yang terbuat dari daun talas benang itu di packing dan siap untuk dikirim.
“Proses penjemurannya agak lama mulai dari awal hingga siap kirim ke pabrik kisaran 1 mingguan,” ujarnya.
Agus menyebut, mengolah daun talas beneng menjadi pengganti alternatif tembakau bisa menjadi bisnis menjanjikan.
“Karena di Kabupaten Jombang belum banyak petani yang memanfaatkan tanaman ini. Apalagi di Wonosalam ini tersedia melimpah,” ujar dia.
Menurut dia, peluang tersebut dapat menjadi bisnis menjanjikan. Hal itu, ia buktikan dari pendapatan hasil pengolahan daun talas beneng. Dalam kurun waktu sebulan, ia mendapatkan hingga jutaan rupiah.
“Satu kilogram tembakau dari daun talas beneng kering dihargai Rp15 ribu sampai Rp25 ribu. Tergantung kualitas dari tembakaunya. Alhamdulillah, kalau penghasilan cukup untuk kebutuhan keluarga,” tambahnya.
Menurutnya, budi daya tanaman talas beneng juga sangat mudah. Pembudi daya tinggal memotong ubi talas menjadi beberapa bagian dan menanam di dalam tanah yang subur.
“Talas benang memang lebih mudah hidup dan cepat berkembang,” pungkasnya. (ima)