Pesta demokrasi rakyat Kabupaen Berau dalam Pilkada 2020 mendatang, sebenarnya merupakan perjudian politik dan ekonomi. Larut dalam gegap gempita propaganda tim pemenangan, yang jauh panggang dari api. Dengan resiko terhadap perekonomian daerah, kesejahteraan rakyat, dan sistem pembangunan yang berkualitas.
Rakyat ditawarkan untuk memilih Paslon Nomor Urut 1, yang sudah disiapkan sejak awal untuk membangun Berau. Dengan latar belakang yang sudah teruji dan terbukti, sebagai wirausaha sukses dan wakil bupati petahana yang pro-rakyat. Sebuah perpaduan tim kerja yang menjanjikan sebuah kehidupan di Kabupaten Berau, yang “Kembali Makmur Sejahtera Menuju Berau yang Harmony”.
bongkah.id – Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 dipastikan akan berlangsung 9 Desember 2020. Sebanyak 270 daerah dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota akan menggelar pesta demokrasi rakyat dalam memilih kepala daerahnya untuk periode 2021-2024. Fakta itu pula yang kini berlangsung di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Semua daerah memiliki konsep penyelenggaraan pesta demokrasi itu, yang nyaris sama. Terobsesi mendapatkan kepala daerah yang amanah, mampu bekerja, patuh peraturan dan undang-undang negara, serta memiliki integritas yang tinggi dalam mengabdikan diri sebagai kepala daerah.
Demikian pula niat yang diharapkan masyarakat Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, yang diwakili 159.254 pemilih tetap, yang terdiri dari 84.961 pemilih laki-laki dan sebanyak 74.293 pemilih perempuan. Para pemilik suara itu akan memberikan suaranya di 558 TPS, yang akan bertebaran di 13 kecamatan yang terdiri dari 110 kampung atau kelurahan.
Sebagaimana diketahui pasangan calon bupati dan wakil bupati yang bersaing dalam Pilkada Berau 2020 ada dua paslon. Paslon nomor urut 1 Hj. Seri Marawiah, S.Pd., M.Pd – H. Agus Tantomo. Pasangan wiraswastawati dan petahana Wakil Bupati Berau ini diusung oleh Partai Golkar, Partai Nasdem, PDI-Perjuangan, dan Partai Hanura.
Sementara penantangnya, paslon nomor urut 2 Sri Juniarsih – Gamalis. Pasangan kader PKS dan mantan anggota DPRD Kalimantan Timur dari fraksi PPP ini diusung oleh PKS, PPP, PAN, dan Demokrat. Sri pada awalnya bukan calon pilihan. Dia ditunjuk PKS untuk menggantikan calon bupati Berau petahana Muharram yang meninggal dunia, 22 September 2020. Karena itu, kualitas paslon ini dinilai para pengamat kurang berpengalaman.
Melihat kualitas paslon nomor urut 1 dan nomor urut 2 itu, para pengamat politik menilai kadar kualitas antara mereka sangat tidak berimbang. Menunjukkan sebuah ketimpangan yang perlu dan harus disadari masyarakat Kabupaten Berau, khusunya para pemilik suara dalam menjatuhkan pilihan dan dukungan.
Keputusan para pemilik suara dalam menjatuhkan dukungan pada 9 Desember mendatang, sangat menentukan nasib pembangunan di Kabupaten Berau. Ditangani oleh pasangan yang memiliki kapabelitas. Ataukah dipimpin oleh pasangan yang tak patut dipilih, karena kualitas leadership mereka.
Membanding kualitas kedua pasangan tersebut, para pengamat menilai paslon nomor urut 1 memiliki perpaduan yang sangat komplet. Calon bupati Hj. Seri Marawiah, S.Pd., M.Pd mencerminkan seorang yang cerdas, mandiri, dan kualitas leadershipnya sudah teruji dan terbukti sebagai wiraswastawati sukses. Sementara calon wakil bupati H. Agus Tamtomo telah membuktikan kualitas integritasnya saat mendampingi almarhum Bupati Muharram pada periode 2015-2020.
Kualitas Agus Tamtomo sebagai sosok leadership terbukti oleh kepemimpinan Muharram dan Agus Tantomo, yang kembali mencatatkan prestasi terbaiknya dalam pengelolaan keuangan daerah. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) memberikan opini Wajar Tanpa Pengeculian (WTP) terhadap laporan hasil pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2019.
Opini WTP dari laporan hasil pemeriksaan BPK terhadap LKPD Kabupaten Berau tahun anggaran 2019 itu, diberikan berdasarkan beberapa kriteria. Diantaranya kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan informasi laporan keuangan, efektifitas sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
MEMBEBER KUALITAS
Fakta itu membuktikan paslon nomo urut 1 jika dipilih rakyat untuk memimpin Kabupaten Berau untuk periode 2021-2024, berpotensi mampu membangun pemkab yang memiliki luas wilayah 34.127,47 km2 itu.
Sebuah proses pembangunan daerah dengan kualitas integritas sistem pemerintahan, yang bermanfaat buat rakyat. Karena itu, paslon ini memiliki obsesi untuk mengembalika harmonitas masyarakat Berau, yang terganggu akibat kepentingan politik sejak Pemilihan Presiden 2014 dan 2019.
Tidak demikian dengan paslon nomor urut 2. Menurut para pengamat politik, pasangan ini menyiratkan sebuah kombinasi yang secara politik dipaksakan. Ini karena cabup petahana yang diandalkan, Muharram meninggal dunia pada waktu yang berdekatan, dengan waktu pendaftaran ke KPUD Berau. Musibah itu memaksakan PKS Berau untuk mengambil jalan pintas. Memilih istri almarhum Muharram. Menggantikan posisi suaminya.
Secara politik, keputusan PKS Berau itu patut dipertanyakan masyarakat Berau. Demikian pula sikap partai pengusung lainnya, seperti PPP, PAN, dan Demokrat. Mengapa membiarkan PKS mengusung calon bupati yang tidak kapabel.
Tidak memiliki pengalaman dalam kepemimpinan. Tidak memiliki kualitas leadership. Fakta itu tercermin dari kehidupan sehari-harinya, yang selama ini diakui almarhum Bupati Muharram hanya ibu rumah tangga. Yang bertanggungjawab dalam mendidik anak-anaknya, sebagaimana ajaran agama Islam.
Demikian pula dengan dipilihnya Gamalis sebagai cawabup. Status anggota DPRD Kaltim dari Fraksi PPP ini nyaris sama dengan cabup Sri Juniarsih. Sama-sama pemain pengganti. Bukan pemain utama. Pada awalnya cawabup yang digandeng almarhum Muharram, adalah Syarifatul Syadiah. Pasangan ini sudah keliling Berau. Memperkenalkan diri sebagai pasangan petahana yang akan maju dalam Pilkada Berau 2020.
Ironisnya di tengah perjalanan, Syarifatul Syadiah memilih untuk mundur untuk mendampingi cabup Muharram. Keputusan kader Partai Golkar mundur dari pencalonan itu, membuat peta politik Muharram berubah. Partai pengusung Muharram pun kalang kabut. Mencari pengganti yang kualitasnya seimbang dengan Syarifatul Syadiah. Sosok politisi yang memiliki kharisma dan pro rakyat. Setelah menimbang-nimbang. Muharram secara tetiba mengumumkan Gamalis sebagai cawabup-nya. Menggantikan Syarifatul Syadiah.
Tak pelak lagi, dipilihnya Gamalis itu membangun kasak-kusuk diantara kader partai. Pasalnya para partai pengusung mengetahui kualitas kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu. Demikian pula pengetahuan lainnya.
Namun semua kemasgulan para kader partai itu hanya disimpan di hati. Yang kemungkinan akan meletup di arena Pilkada 2020. Melakukan mbangkangan politik. Ini karena kemasgulan kader kini terlengkapi. Pertama memilih Gamalis sebagai cawabup pengganti. Kedua memaksakan Sri Juniarsih mennggantikan Muharram, yang berhalangan tetap.
Salah satu bentuk perlawanan yang dilakukan kader, adalah mengundurkan deiri sebagai relawan pemenangan duet Sri Juniarsih – Gamalis. Dasar pengunduran diri mereka, karena tidak ingin memberikan pasangan tidak kapabel pada masyarakat Berau. Para relawan yang undur diri itu takut berdosa. Takut dituding lingkungannya sebagai salah satu sumber, bilamana terjadi kemerosotan sistem pemerintahan di Berau.
Namun kabar pengunduran diri para relawan itu, dibantah oleh tim pemenangan Sri Juniarsih-Gamalis. Menurut mereka, tidak ada relawan yang mundur lantaran posisi cabup digantikan oleh Sri Juniarsih.
Sementara tim pemenangan lainnya mengungkapkan, relawan yang mundur itu merupakan relawan yang dibawah oleh politisi Syarifatul Syadiah yang mundur mendampingi almarhum Muharram.
Adanya perbedaan pernyataan dari tim pemenangan Sri Juniarsih – Gamalis itu, menurut para pengamat, menunjukkan adanya ketidakharmonisan di kubu paslon nomor urut 2. Ketidakharmonisan yang bersumber dari kualitas paslon, yang sangat prinsipil dalam sistem pencalonan pemimpin kepala daerah. Fakta ini perlu menjadi pertimbangan penting masyarakat Berau pemilik suara dukungan. (zul)