anak desa Kepatihan, Jombang menerima tas dan alat tulis./bongkah.id/Karimatul Maslahah/
anak desa Kepatihan, Jombang menerima tas dan alat tulis./bongkah.id/Karimatul Maslahah/

Bongkah.id – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan desa yang tenang, ada secercah harapan yang terus dijaga oleh Pemerintah Desa Kepatihan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Tahun ini, harapan itu datang dalam bentuk tas sekolah yang rapi, baru, dan penuh perlengkapan belajar yang diberikan kepada 285 anak yang mungkin tak pernah membayangkan memilikinya.

Mereka adalah anak-anak yatim, dari keluarga miskin, anak-anak dengan prestasi yang membanggakan, hingga penyandang disabilitas. Bagi Kepala Desa Kepatihan, bantuan itu bukan sekadar barang. Hal itu merupakan simbol kepedulian dan komitmen bahwa tak ada anak di desanya yang tertinggal dalam pendidikan.

ads

“Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa. Kebetulan agenda pada tahun 2025 ini adalah pemberian tas sekolah lengkap dengan alat tulisnya,” ujar Kepala Desa Kepatihan, Erwin Pribadi, Rabu (28/5/2025).

Selain itu, ada juga yang istimewa. Setiap tahun, ia bersama warga, khususnya para orang tua berdiskusi bersama. Mereka tidak sekadar menerima bantuan, mereka diajak memilih. Apa yang paling dibutuhkan anak-anak tahun depan? Jawaban terbanyak itulah yang dijadikan keputusan.

“Setiap tahun pasti mereka saya ajak diskusi. Tahun depan pingin apa, dan suara terbanyak itu yang saya turuti,” katanya.

Tahun lalu, anak-anak mendapatkan seragam. Tahun depan, kata para ibu, bagaimana kalau sepatu?

Lebih dari sekadar program tahunan, di Desa Kepatihan juga ada denyut kasih yang berdetak tiap bulan. Dalam sunyi, tanpa sorotan kamera, kepala desa dan istrinya rutin memberikan santunan kepada para janda di desa. Tidak dari anggaran desa. Ini murni dari mereka pribadi.

“Santunan janda itu pribadi dari Bu lurah dan saya. Kalau tas ini, memang dari Dana Desa, totalnya sebesar Rp46 juta rupiah,” jelasnya.

Di balik angka-angka dan program kerja, ada wajah-wajah kecil yang berseri-seri membawa tas baru ke sekolah. Ada pelukan seorang janda yang merasa tidak dilupakan. Dan ada seorang pemimpin desa yang percaya, bahwa pembangunan tidak selalu soal infrastruktur, kadang cukup dimulai dari hati yang peduli. (Ima/sip)

180

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini