puluhan keris pusaka di Jombang usai di cuci./bongkah.id/Karimatul Maslahah/
puluhan keris pusaka di Jombang usai di cuci./bongkah.id/Karimatul Maslahah/

Bongkah.id – Malam 1 Suro bukan sekadar malam pergantian tahun Jawa, bagi para pemilik pusaka, ini adalah malam sakral yang penuh energi halus. Di sinilah saatnya “membangunkan” pusaka, menyelaraskan batin, dan merawat warisan leluhur. Berikut ini langkah-langkah yang biasa dijalankan:

1. Memandikan Pusaka (Pembersihan Fisik dan Energi)

ads

Pusaka seperti keris, tombak, atau tombak pendek biasanya dimandikan dengan rangkaian berikut:

• Air bunga 7 rupa: melambangkan penyucian dan harmoni.
• Jeruk nipis + sabun colek: untuk membersihkan kotoran dan karat.
• Air kelapa muda: untuk menetralisir energi negatif dan menyegarkan bilah.
• Warangan (larutan pewangi logam): agar pamor keris kembali hidup dan tidak pudar.
• Setelah dimandikan, pusaka dikeringkan secara perlahan dan dibungkus kain mori putih bersih.

2. Membakar Dupa atau Kemenyan

Dupa atau kemenyan dibakar untuk mengundang suasana tenang dan khusyuk. Ini juga dipercaya sebagai media komunikasi batin antara pemilik dengan pusaka atau energi leluhur yang menyertainya.

3. Tirakat atau Semedi

Pemilik pusaka disarankan untuk menyendiri, menyepi, atau bertirakat dengan laku seperti:

• Dzikir atau doa khusus (bagi Muslim),
• Membaca mantra atau wirid (bagi pelaku spiritual kejawen),
• Meditasi atau semedi dalam hening.

Tujuannya adalah menyelaraskan batin, membersihkan energi pribadi, dan menyambungkan diri secara spiritual pada pusaka.

4. Tidak Bersuara Keras, Tidak Marah, Tidak Menyentuh Hal Najis

Malam ini sebaiknya diisi dengan keheningan. Emosi seperti marah atau tindakan sembrono dianggap bisa mengganggu energi pusaka dan membuka celah gangguan gaib. Bersikaplah tenang dan penuh rasa hormat.

5. Memberi Minyak Pusaka (Minyak Cendana, Melati, dsb.)

Setelah dibersihkan, pusaka biasanya diberi minyak khusus untuk menjaga kekuatan pamor, mencegah karat, dan mempererat hubungan batin antara pemilik dan pusaka.

6. Membaca Niat atau Janji Batin kepada Leluhur

Beberapa orang mengucapkan niat atau tekad pribadi di depan pusaka. Ini dipercaya sebagai bentuk komunikasi batin pada leluhur atau roh penjaga yang diyakini bersemayam dalam pusaka tersebut.

Pusaka yang tidak dirawat atau tidak diselaraskan secara batin pada malam 1 Suro dipercaya bisa “ngambek”, menyebabkan mimpi buruk, rezeki macet, atau tubuh sering sakit tanpa sebab.

Semua laku ini dilakukan dengan penuh kesadaran, bukan untuk menyembah benda, melainkan sebagai bentuk penghormatan pada warisan budaya dan leluhur. (ima/sip)

6

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini