Pembeli melon usai memporak-porandakan lapak pedagang di Jombang./bongkah.id/Karimatul Maslahah/
Pembeli melon usai memporak-porandakan lapak pedagang di Jombang./bongkah.id/Karimatul Maslahah/

Bongkah.id – Lapak sederhana milik Bayu Arsita (34) di Dusun Kalianyar, Desa Jogoroto, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur biasanya ramai dengan pembeli yang memilih sayur segar dan buah-buahan. Namun, ketenangan berubah menjadi kericuhan gara-gara sebiji melon.

Sita sapaan akrabnya, masih ingat betul kronologinya. Seorang ibu yang tak dikenal datang ke lapaknya untuk membeli buah. Ia memilih-milih beberapa melon yang tersusun rapi, lalu memutuskan membeli satu buah seharga Rp6 ribu. Transaksi berlangsung normal. Si ibu membayar, kemudian pulang dengan membawa melon pilihannya.

ads

Namun tak lama berselang, ibu tersebut kembali lagi. Kali ini bukan dengan senyum ramah, melainkan dengan nada tinggi dan wajah penuh amarah. Melon yang dibawanya dianggap tidak manis. Emosi pun tak terbendung, hingga dagangan Sita diobrak-abrik di depan pembeli lain.

“Dia juga memilah-milih saat membeli melon, kemudian bayar. Setelah pulang, dia balik lagi sambil marah-marah, dagangan saya juga diobrak-abrik karena melon tidak manis,” ujar Sita, Kamis (25/9/2025).

Untuk meredam situasi, Sita mengembalikan uang Rp6 ribu sesuai harga melon. Namun, emosi pembeli belum juga reda. Dengan sabar, Sita akhirnya menambah lagi Rp6 ribu dari kantongnya sendiri. Total Rp12 ribu ia serahkan, hanya demi membuat suasana tenang.

“Uang saya ganti Rp6 ribu, karena masih marah saya kasih tambah lagi Rp6 ribu, jadi total Rp12 ribu,” katanya.

Meski kerugian materi tidak besar, perasaan Sita tetap tergores. Bukan hanya karena dagangannya rusak, tapi juga karena sikap pembeli yang dianggapnya berlebihan. Baginya, buah memang tak selalu sesuai selera, ada yang manis, ada yang kurang.

“Namanya dagang, pasti ada suka duka. Tapi semoga pembeli juga bisa lebih bijak, karena pedagang kecil seperti saya hanya ingin mencari rezeki halal,” pungkasnya. (ima/sip)

221

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini