Bongkah.id – Senyum sumringah biasanya menghiasi wajah para petani tembakau saat musim panen tembakau tiba. Namun tahun ini, kegembiraan itu terasa hambar.
Harga tembakau rajangan kering yang sebelumnya menembus Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram, kini merosot ke angka Rp30 ribu saja.
Seorang petani tembakau di Desa Banjardowo, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Bandi, mengaku lesu melihat hasil panennya tak sebanding dengan jerih payah yang dikeluarkan.
“Harga tembakau rajangan kering sekarang Rp30 ribu per kilogram, sebelumnya bisa Rp40–45 ribu. Turun karena faktor cuaca yang tidak menentu, sehingga tembakau tidak terlalu lengket dan itu mempengaruhi rasa tembakau,” tuturnya, Senin (25/8/2025).
Di bawah terik matahari, Bandi menunjukkan tumpukan tembakau yang ia jemur di halaman rumah. Alih-alih langsung dijual, sebagian besar hasil panennya ia simpan lebih dulu. “Sekarang tembakau kami jantur untuk disimpan,” katanya.

Menurutnya, menyimpan hasil panen dalam bentuk rajangan kering bisa menjadi strategi menunggu harga kembali membaik.
Kondisi cuaca yang tak bisa diprediksi memang menjadi momok tersendiri bagi petani. Tahun ini, musim kemarau yang seharusnya kering justru diwarnai hujan dikenal dengan istilah “kemarau basah”. Akibatnya, kualitas daun tembakau menurun dan daya jualnya ikut tertekan.
Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Jombang, M Rony, membenarkan bahwa harga tembakau tahun ini memang bergerak bervariasi, tergantung jenis dan kualitasnya.
“Untuk harga relatif stabil, tergantung kondisi barang. Tembakau jenis jinten rajangan ada di kisaran Rp30 ribu sampai Rp40 ribu per kilogram. Sementara jenis rejeb daun basah Rp5 ribu hingga Rp7 ribu per kilogram, dan jinten daun basah Rp3.500 sampai Rp5 ribu per kilogram,” jelasnya saat dikonfirmasi.
Selain soal harga, Rony mengungkapkan bahwa luas tanam tembakau di Jombang juga menyusut tahun ini.
“Dari rata-rata 5.900 hektare, berkurang sekitar 15 persen. Banyak petani memilih beralih ke tanaman lain yang dianggap lebih aman menghadapi ketidakpastian cuaca,” pungkasnya. (Ima/sip)