
bongkah.id — Kesunyian bagi sebagian orang adalah ketenangan. Namun bagi penyandang tunarungu, kesunyian adalah dunia yang membatasi langkah, menyempitkan ruang interaksi, dan kerap membuat mereka merasa seperti berdiri di tengah keramaian tanpa benar-benar hadir di dalamnya.
Bagi Rara, anak tunarungu berusia delapan tahun, dunia lebih sering bergerak tanpa suara. Gelak tawa teman-temannya di sekolah hanya tampak seperti gambar bergerak yang tak bisa ia dengar.
Saat ibunya memanggil dari ruang tengah, Rara hanya bisa menebak dari getaran lantai atau gerakan bibir yang sebisanya ia baca.
Ada kalanya ia memandang lama ke jendela rumah, menatap orang-orang yang berlalu sambil berbicara. Ia bertanya dalam hatinya, seperti apa suara itu? Apakah lembut? Apakah riuh? Atau seperti apa suara hujan yang sering ia lihat tapi tak pernah ia dengar?
Kesunyian itu membentuk tembok tak kasatmata, membatasi komunikasi, menghambat belajar, dan kadang membuatnya merasa berbeda.
“Rara itu pintar, tapi sering kesulitan menjawab karena tidak bisa mendengar instruksi,” tutur ibunya, dengan suara yang perlahan bergetar.
Namun Senin (24/11/2025), di kantor Dinas Sosial Sidoarjo, kesunyian Rara seakan mendapat celah kecil untuk ditembus.
Saat alat bantu dengar dipasangkan untuk pertama kalinya, matanya melebar. Ia menyentuh perangkat kecil di telinganya, lalu menatap ibunya dengan ragu. Sesuatu yang asing masuk ke dunianya, sebuah bunyi samar yang mungkin selama ini hanya ia bayangkan.
Bagi sebagian orang, itu hanyalah alat kecil. Tetapi bagi Rara dan mereka yang hidup dalam kesunyian, alat itu adalah jendela menuju dunia yang lebih luas, tempat suara bukan lagi sekadar tebakan, melainkan kenyataan yang akhirnya dapat mereka raih.
Wakil Bupati Sidoarjo, Hj. Mimik Idayana, hadir langsung menyerahkan alat bantu dengar kepada 27 warga penyandang tunarungu, didampingi Plt. Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sidoarjo Dedi Irwanto.
“Dengan bantuan alat dengar ini, kami ingin menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sidoarjo selalu hadir dan peduli terhadap masyarakat yang memiliki keterbatasan fisik. Smoga alat ini membantu mereka berkomunikasi lebih baik dan meningkatkan kualitas hidupnya,” kaya Mak Mimik dengan nada haru.
Plt. Kepala Dinsos Sidoarjo, Dedi Irwanto, menjelaskan bahwa bantuan tahun ini diberikan setelah melalui proses pendataan dan asesmen yang dilakukan oleh bidang rehabilitasi sosial. Dari hasil pendataan tersebut, 27 warga dinyatakan memenuhi kriteria penerima manfaat. (anto)


























