
Bongkah.id – Aliran Dam Jetis di Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur berubah wajah. Bukan sekadar aliran sungai yang biasanya penuh sampah plastik dan dedaunan kering, melainkan menjadi arena gotong royong.
Ratusan orang mulai dari relawan, aparat pemerintah, hingga komunitas lingkungan turun tangan. Mereka membungkuk, mengangkat karung-karung berisi sampah, dan memungut plastik yang menempel di sela-sela batu.
Suasana ramai ini bukan tanpa alasan. Jombang tengah memperingati World Cleanup Day (WCD), sebuah agenda tahunan yang tahun ini mengusung tema “Menuju Indonesia Bersih Tahun 2029”.
Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggandeng berbagai pihak untuk ikut bergerak, menindaklanjuti edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Di tengah keringat para peserta, Bupati Jombang Warsubi, melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang, Agus Purnomo dengan suara tegas, mengingatkan betapa seriusnya masalah sampah di daerah ini.

“Setiap hari Jombang menghasilkan sekitar 530 ton sampah. Sayangnya, baru 46 persen yang terkelola. Artinya, separuh lebih masih tercecer dan berpotensi merusak lingkungan,” ucapnya, Rabu (24/9/2025).
Angka itu terdengar menyesakkan. Namun, DLH tidak berhenti pada gambaran suram semata. Ia menjelaskan arah besar yang hendak dituju pemerintah.
“Target pemerintah selaras dengan RPJMN 2025–2029 yakni mendorong terwujudnya Indonesia bebas sampah. Di tingkat lokal, kami mencanangkan Jombang Resik 2029. Ini tidak bisa dicapai pemerintah sendiri, perlu kolaborasi semua pihak,” tutur Sekda Kabupaten Jombang, Agus Purnomo menambahkan.
WCD di Jombang bukan hanya peringatan seremonial. DLH telah menyiapkan rangkaian aksi lanjutan hingga pertengahan Oktober, terutama pembersihan titik rawan sampah liar. Tidak hanya membersihkan, tapi juga mengedukasi masyarakat agar berhenti menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan.
“Krisis sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Semua lapisan harus terlibat, mulai rumah tangga, sekolah, kantor, hingga desa. Kesadaran ini yang ingin kami bangun,” katanya.
Upaya lain juga disiapkan, pembatasan plastik sekali pakai, pemilahan sampah dari sumbernya, penguatan bank sampah, hingga pengembangan TPS3R di desa. Bahkan sektor swasta dilibatkan untuk membangun ekonomi sirkular berbasis lingkungan.
“Kami berterima kasih atas semangat gotong royong yang ditunjukkan hari ini. Mari terus kita rawat bersama agar Jombang tetap bersih dan lestari,” pungkas Agus. (Ima/srp)