bongkah.id – Sebanyak 40 calon mahasiswa penerima beasiswa dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengikuti tes membaca kitab kuning Fathul Qorib di Kampus Institut Agama Islam Tribakti (IAI-Tribakti) Kediri. Dari peserta yang mendaftar akan disisakan 30 peserta sebagai penerima pendidikan 100 persen.
“Jumlah pendaftar penerima beasiswa Pemprov Jatim sebanyak 40 orang. Seleksi pertama lolos 34 orang. Seleksi kedua dengan ujian membaca kitab Fathul Qorib akan mensisakan 30 peserta sebagai penerima beasiswa,” kata Wakil Rektor II Institut Agama Islam Tribakti Jauhar Fuad di Kediri, Minggu (23/8/2020).
Sebagaimana diketahui, Kitab Fathul Qorib merupakan kitab yang disusun oleh Syekh Ahmad bin Husain bin Ahmad Al-Asfihâni atau dikenal dengan al-Qâdhi Abu Syuja’ (433-593 H). Dalam sebagian naskah, kitab ini dinamakan dengan “Matan Taqrîb“. Sebagian naskah lainnya dinamakan “Ghâyatul Ikhtishâr“.
Untuk itu, Syekh Ibn Qâsim al-Ghâzi memberikan dua nama untuk kitab syarah Taqrîb yang ditulisnya. Yakni Fathul Qarîb al-Mujîb fî Syarh Alfâdz at-Taqrîb dan Al-Qawl al-Mukhtâr fî Syarh Ghâyah al-Ikhtishâr (Syekh Ibn Qâsim al-Ghâzi, Fathul Qarîb, Beirut: Dar Ibn Hazm, 2005, halaman 19).
Menurut dia, pihak kampus sangat mengapresiasi atas program beasiswa dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut. Program ini memajukan dunia pendidikan khususnya pesantren. Para santri selain bisa menimba ilmu tentang agama, juga dapat menempuh pendidikan di kampus, terlebih lagi dengan beasiswa pendidikan yang diterima.
Sebagai informasi, program beasiswa pendidikan ini diselenggarakan Pemprov Jatim bekerja sama dengan perguruan tinggi yang sekaligus mengelola pesantren. Pelaksanaannya dilakukan oleh Lembaga Penyelenggara Pendidikan Diniyah (LPPD).
Program pemberian beasiswa ini, diakui, mendukung peningkatan kualifikasi akademik guru madrasah diniyah di Jawa Timur. Pesertanya dari berbagai macam unsur. Rata-rata diikuti para santri baik putra maupun putri.
“Program ini untuk meningkatkan kualifikasi akademik guru madrasah diniyah di Jawa Timur dengan ujian membaca kitab ini dan ini untuk meningkatkan kualifikasi guru,” ujarnya.
Menurut dia, pada saat ini sudah saatnya membangun kesepahaman dalam menyiapkan program pendidikan untuk pesantren. Pun para guru lainnya. Kesepahaman itu akan menghasilkan out put yang berpotensi lebih baik.
“Kesepahaman yang perlu dibangun tidak hanya menyiapkan program studi sesuai kondisi pesantren madrasah diniyahnya. Namun, menanamkan kefahaman jika umat Islam di dunia tahu bahwa dari bumi Indonesia khususnya Jawa Timur, akan terlahir ulama-ulama pembawa ajaran Islam yang ‘rahmatan lil alamin’,” kata Jauhar.
Sementara kegiatan seleksi penerima beasiswa itu diselenggarakan di Kampus IAI-Tribakti Kediri. Kampus ini terpilih, karena termasuk kampus tertua di Kediri. Berdiri sejak 30 April 1966. Pada 2021, kampus ini akan berubah menjadi Universitas Islam Tribakti Kediri.
Saat seleksi juga dilakukan secara profesional. Pesertanya dari berbagai daerah di Kediri dan sekitarnya. Tim penguji didatangkan dari luar Kediri. Kebijakan ini membuat sistem seleksi berlangsung independen. Pun dapat dipertanggungjawabkan.
Peserta ujian masuk satu per satu. Setelahnya menunggu giliran untuk pengumuman. Yang lolos akan menerima informasi terpilih mendapatkan beasiswa pendidikan. (ima)